Rabu 23 Feb 2022 00:20 WIB

Satu Perubahan untuk Cegah 13 Jenis Kanker

Satu perubahan dalam kondisi badan bisa membantu mencegah kanker.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Kanker (ilustrasi). Sejumlah kanker bisa dicegah dengan mengubah faktor risiko terkait kondisi badan, yakni obesitas.
Foto: PxHere
Kanker (ilustrasi). Sejumlah kanker bisa dicegah dengan mengubah faktor risiko terkait kondisi badan, yakni obesitas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker merupakan penyebab kematian terbesar kedua di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengestimasikan ada sekitar 9,6 juta kematian per tahun akibat kanker di dunia. Satu perubahan terkait kondisi badan bisa membantu memangkas risiko 13 jenis kanker.

Sebagai kelompok penyakit yang besar, kanker memiliki beragam jenis. Sebagian di antaranya adalah kanker paru, kanker prostat, kanker payudara, dan kanker hati. Risiko dari tiap jenis kanker ini dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Baca Juga

Pada kanker paru, misalnya, faktor risiko tunggal terbesarnya adalah kebiasaan merokok. Kebiasaan merokok ini berperan dalam 70 persen kejadian kanker paru.

Berkaitan dengan faktor risiko, ada satu kondisi yang memiliki peran signifikan terhadap kejadian 13 jenis kanker. Ironisnya, kondisi ini cukup umum ditemukan di dunia.

WHO bahkan mengungkapkan bahwa hampir dua miliar orang di dunia memiliki kondisi ini. Kondisi yang dimaksud adalah kegemukan dan obesitas.

"Obesitas merupakan penyebab tunggal kanker terbesar yang dapat dicegah setelah merokok," pungkas Cancer Research UK seperti dilansir Express.co.uk, Selasa (22/2/2022).

Sebagian kanker yang dapat dipicu oleh kegemukan dan obesitas adalah kanker payudara, kanker usus, kanker pankreas, kanker kerongkongan atau esofagus, dan kanker kantong empedu. Jenis kanker lain yang juga dipicu oleh kegemukan dan obesitas adalah kanker rahim, kanker ovarium, kanker ginjal, kanker hati dan lambung bagian atas, myeloma, meningioma, dan kanker tiroid.

Kegemukan dan obesitas bisa memicu terjadinya kanker melalui kelebihan lemak yang tersimpan di dalam tubuh. Kelebihan lemak di dalam tubuh sebenarnya tidak diam, melainkan aktif dalam mengirimkan sinyal ke seluruh tubuh.

Sinyal yang dilepaskan sel lemak bisa mempengaruhi tiga hal. Salah satunya adalah pertumbuhan hormon. Terlalu banyak lemak tubuh bisa membuat kadar hormon pertumbuhan meningkat, yang pada akhirnya mendorong sel-sel untuk membelah diri lebih sering.

"Sinyal ini bisa memberitahu sel-sel di tubuh kita untuk membelah lebih sering, yang bisa memicu kanker," ungkap Cancer Research UK.

Hal kedua yang dipengaruhi oleh sinyal dari sel lemak adalah inflamasi. Ketika ada banyak lemak di dalam tubuh, sel imun akan mendatangi area tersebut dengan tujuan untuk membuat sel lemak yang mati.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement