Sabtu 19 Mar 2022 10:49 WIB
...

Kenangan Menghitung Jalan Rusak di Sepanjang Jalur Pantura dan Pansela

Aku ditugaskan sendiri, merangkap foto dan reportase, selama tiga hari.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Endro Yuwanto
Liputan Mudik Jalur Pantura dan Pansela pada 2013.
Foto: Istimewa.
Liputan Mudik Jalur Pantura dan Pansela pada 2013.

Oleh : Rusdy Nurdiansyah

REPUBLIKA.CO.ID, Jalur Utama Pantura (Pantai Utara), mulai dari Cikampek-Cirebon, Jawa Barat (Jabar), masih banyak terdapat jalan rusak. Kerusakan parah terdapat di hampir dua kilometer sepanjang jalan di kawasan Pemanukan, Indramayu.

Selain kondisi jalan berlubang juga banyak jalan yang bergelombang sehingga cukup membahayakan pengendara kendaraan bermotor. Beberapa titik kondisi jalan rusak sudah mulai terasa selepas pintu keluar tol Cikampek hingga memasuki kawasan Karawang.

Kerusakan jalan kerap terdapat saat melintasi beberapa jembatan. Di kawasan ini tidak tampak adanya aktivitas perbaikan jalan. Jalur yang kerap dijadikan jalur utama bagi para pemudik saat tradisi tahunan mudik Lebaran ini semakin diperparah dengan jalan berdebu.

Memasuki kawasan Sukamandi, Subang, baru tampak di beberapa titik jalan rusak yang sedang diperbaiki dengan betonisasi yang hanya satu jalur saja digunakan sehingga menimbulkan kemacetan.

Kondisi jalan baru tampak sedikit mulus saat melintas melalui jalan lama menuju Palimanan, Cirebon. Pengendara sedikit nyaman sehingga bisa memacu kendaraannya sedikit lebih cepat, 60km/jam hingga 80km/jam.

Memasuki perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah, atau di sekitar Losari hingga Brebes, jalanan kembali terlihat rusak. Bahkan, Brebes menjadi kota dengan jalanan rusak terparah di antara kota-kota yang dilewati sebelumnya. Jalan yang bergelombang dan berlubang tampak hampir sepanjang pantura Brebes, membuat para pengguna jalan harus lebih berhati-hati karena kalau tidak waspada bisa terjadi kecelakaan.

Sementara itu, bagi para penguna jalan yang hendak ke Bandung, dari pertigaan Palimanan menuju Majalengka, kondisi jalan juga rusak. Bahkan di beberapa titik kerusakan jalan cukup parah. Di sepanjang jalan ini tidak tampak aktivitas perbaikan jalan.

Selepas kawasan Jatiwangi menuju Cijelak, Sumedang, jalan lumayan bagus hingga memasuki kawasan Subang. Hanya beberapa titik terdapat jalan rusak dan di beberapa titik ada aktivitas perbaikan jalan dengan melakukan betonisasi. Kondisi jalan yang masih banyak terdapat jalan rusak tentu akan membuat ketidaknyamanan bagi penguna jalan, khususnya saat musim mudik tiba.

Sudah terbayang pasti akan terjadi kemacetan yang luar biasa sehingga perjalanan para pemudik akan memakan waktu yang cukup lama dan yang pasti akan keamanan dan kenyamanan para pemudik terancam.

Itu merupakan tulisanku yang tersajikan di Republika pada 19 Juni 2013. Liputan titik-titik jalan rusak di Jalur Pantai Selatan (Pansela) juga aku sajikan dengan gamblang. Walau tak sebanyak di Jalur Pantura, namun ada beberapa titik jalan rusak yang cukup berbahaya terutama di tanjakan maut Nagrek.

Secara keseluruhan jalan mulus dilalui di sepanjang Jalur Pansela, Jabar. Titik kerusakan jalan cukup banyak atau yang jalan sedang diperbaiki, baru terasa saat memasuki wilayah Jawa Tengah (Jateng), mulai dari Gombong, Cilacap, Kebumen, hingga Purworejo.

Tercatat, total jalan rusak berlubang, bergelombang di sepajang Jalur Pantura Jabar dan Jateng sebanyak 38 titik dan jalan diperbaiki ada enam titik. Sedangkan di sepanjang Jalur Pansela, jalan rusak berlubang hanya 13 titik dan jalan bergelombang lima titik. Selain itu, aku juga harus mencatat jalan-jalan persimpangan dan pasar dadakan yang menjadi titik kemacetan di kedua jalur tersebut.

Sejak 2002, dan seterusnya setiap tahun hingga 2016, saat masih sebagai fotografer maupun reporter, aku langganan masuk tim wartawan peliput arus mudik yang bertugas dari dua pekan jelang Lebaran Idul Fitri hingga berakhir sehari sebelum Lebaran Idul Fitri.

Redaksi Republika membentuk tiga tim untuk memantau arus mudik dan tiga tim untuk arus balik, yakni jalur mudik Jakarta-Merak, jalur mudik Pantura, dan jalur mudik Pansela. Setiap tim terdiri dari seorang fotografer dan seorang reporter dengan masing-masing disediakan kendaraan operasional. Baru pada 2015, tim liputan mudik ditambah satu orang personel videografer.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement