REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan empat varian baru virus penyebab Covid-19, yaitu BA.4, XE, XF, dan XD telah terdeteksi di sebagian negara Eropa. Apa saja yang sudah diketahui sejauh ini mengenai keempat varian tersebut?
Selama masih menyebar luas, virus penyebab Covid-19, yaitu SARS-CoV-2, juga terus mengalami evolusi. Semakin banyak virus yang menyebar, semakin besar pula kemungkinan terjadinya perubahan pada virus. Kondisi inilah yang mendorong bermunculannya varian baru.
Perubahan yang dimiliki varian-varian baru bisa memberikan keuntungan ataupun sebaliknya. Hal ini sangat bergantung pada perubahan seperti apa yang terjadi. Sebagai contoh, apakah virus menjadi lebih cepat menyebar atau tidak, bisa menyebabkan sakit yang lebih berat atau tidak, bisa menghindari sistem imun atau tidak, dan lainnya.
"Cara terbaik untuk mencegah semakin banyak varian baru muncul adalah menghentikan penyebaran virus," jelas Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui laman resminya.
Belum lama ini, beberapa negara di Eropa telah mendeteksi keberadaan empat varian baru, yaitu BA.4, XE, XF, dan XD. Sejauh ini, keempat varian tersebut diketahui memicu gejala Covid-19 yang sama seperti varian lain. Beberapa di antaranya adalah demam, nyeri atau gatal pada tenggorok, batuk, hidung meler, bersin, kelelahan, hingga pegal.
Peneliti juga sudah berhasil mengumpulkan sejumlah informasi terkait varian BA.4, XE, XF, dan XD, seperti dilansir The Sun, Rabu (13/4/2022).
BA.4
BA.4 merupakan bagian dari lineage varian omicron. UK Health and Security Agency (UKHSA) mengungkapkan bahwa kasus Covid-19 pertama yang disebabkan oleh BA.4 pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada Januari.
Saat ini, ada lima negara yang sudah melaporkan keberadaan BA.4. Kelima negara tersebut adalah Afrika Selatan dengan 41 kasus, Denmark dengan tiga kasus, Botswana dengan dua kasus, Inggris dengan satu kasus, dan Skotlandia dengan satu kasus.
Kementerian Kesehatan Botswana mengungkapkan bahwa infeksi BA.4 pada pasien yang sudah divaksinasi lengkap hanya menunjukkan gejala ringan. Saat ini, WHO sedang menginvestigasi apakah varian BA.4 memiliki kemampuan lebih baik dalam menghindari imunitas dari vaksin.