REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi sempat membuat industri otomotif mengalami pelemahan pasar. Kondisi ini pun menimpa pasar mobil bekas yang volume transaksinya memang linear dengan penjualan mobil baru.
Pemilik Jordy Mobil, Andi Supriadi mengatakan, kini pasar mobil bekas terus megalami pertumbuhan seiring dengan penurunan kasus Covid-19. Bahkan, saat ini kondisi pasarnya telah kembali pada kondisi normal seperti saat sebelum pandemi.
"Pasar berangsur-angsur mengalami pemulihan. Sejak pertengahan April ini, kondisinya sudah sama seperti saat kondisi normal," kata Andi kepada Republika.co.id pada Selasa (26/4).
Pemulihan itu terjadi karena adanya peningkatan mobilitas dan daya beli masyarakat. Selain itu, lanjut dia, peningkatan juga didorong oleh kebutuhan masyarakat menjelang lebaran.
Mengingat, saat lebaran, sebagian masyarakat akan mudik sehingga membutuhkan kendaraan yang siap pakai dengan harga yang relatif terjangkau. "Peningkatan permintaan menjelang lebaran juga didorong oleh adanya tunjangan hari raya atau THR yang sudah mulai diterima masyarakat," ujarnya.
Dengan adanya pasar yang sudah berada pada kondisi normal ini, ia pun meyakini tren positif ini akan terus terjadi sepanjang tahun 2022. Bahkan, ia memperkirakan kondisi pasar mobil bekas atau pasar sekunder tahun ini bisa lebih baik dibandingkan dengan kondisi pasar saat sebelum pandemi.
Sebelumnya, ia sempat mengatakan bahwa pemuliah pasar ini telah terjadi sejak akhir 2020. "Peningkatan mulai terjadi sejak Desember 2020. Hal itu terus terjadi hingga saat ini," kata Andi.
Bahkan, diskon pajak mobil baru yang diterapkan mulai Maret 2021 ternyata tak memberikan dampak negatif bagi pasar sekunder. Menurutnya, meski sempat ada kebijakan diskon pajak untuk mobil baru tapi peningkatan penjualan pada pasar sekunder tetap berjalan dengan normal.
"Diskon pajak mobil baru tak terlalu berpengaruh terhadap pasar sekunder karena tak semua mobil baru dapat menikmati diskon tersebut," ucapnya.