REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Obat antivirus paxlovid dari Pfizer dapat digunakan sebagai terapi pengobatan Covid-19. Akan tetapi, obat ini tak bisa digunakan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19 di dalam lingkup rumah tangga.
Hal ini diumumkan oleh Pfizer setelah melakukan uji klinis. Dalam uji klinis tersebut, paxlovid telah dites untuk dua hal, yaitu terkait penggunaan profilaksis setelah orang terpapar virus penyebab Covid-19 (SARS-CoV-2) dan mengenai seberapa baik obat dapat mencegah infeksi pada orang yang terpapar virus corona.
Uji klinis ini melibatkan hampir 3.000 orang dewasa yang tinggal satu rumah dengan pasien positif Covid-19. Para partisipan lalu diminta untuk menjalani tes Covid-19.
Para partisipan yang mendapatkan hasil negatif dan tidak menunjukan gejala dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diberikan paxlovid dan kelompok kedua diberikan plasebo. Mereka diminta untuk mengonsumsi paxlovid atau plasebo yang mereka dapatkan sebanyak dua kali sehari selama lima hingga 10 hari.
Hasil studi menunjukkan bahwa partisipan yang mengonsumsi paxlovid selama lima hari memiliki risiko terinfeksi 32 persen lebih rendah dibandingkan partisipan yang mengonsumsi plasebo. Sedangkan partisipan yang mengonsumsi paxlovid selama 10 hari memiliki penurunan risiko sebesar 37 persen.
Tim peneliti menilai penggunaan paxlovid tampak menurunkan risiko infeksi setelah seseorang terpapar virus corona. Akan tetapi, penurunan risiko ini tampak tidak signifikan secara statistik.
"Sulit untuk menggunakan molekul antivirus kecil untuk profilaksis sebenarnya karena biologi untuk mengobati infeksi berbeda dengan biologi untuk mencegah infeksi," jelas Direktur Center for Virology and Vaccine Research di Beth Israel Deaconess Medical Center Daniel Barouch MD, seperti dilansir WebMD, Kamis (5/5/2022).