Senin 09 May 2022 07:11 WIB

Kenali Apa Itu Sirosis Hati dan Gejala yang Ditimbulkannya

Sirosis hati adalah kondisi organ hati yang telah rusak karena pembentukan jaringan parut. Ketahui penyebab, gejala, hingga cara mengobati sirosis hati.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Kenali Apa Itu Sirosis Hati dan Gejala yang Ditimbulkannya
Kenali Apa Itu Sirosis Hati dan Gejala yang Ditimbulkannya

Hati adalah salah satu organ vital tubuh yang amat penting untuk dijaga kondisi kesehatannya. Pasalnya, saat organ tersebut mengalami kerusakan dan fungsi kerjanya terganggu, tubuh akan kehilangan kemampuan untuk menghancurkan racun serta kesulitan mencerna makanan. Kalau kondisinya sudah tidak bisa diperbaiki lagi, satu-satunya cara organ hati bisa kembali seperti semula adalah melalui transplantasi dan donor organ dari orang lain.

Di antara sejumlah masalah kesehatan yang bisa menyerang hati, sirosis menjadi salah satu yang perlu diwaspadai. Sirosis hati sendiri merupakan tahap akhir dari masalah liver. Alhasil, fungsi dari organ tersebut tidak bisa berjalan dengan baik dan mengganggu kesehatan tubuh secara umum.

Tentunya, setiap orang perlu mewaspadai risiko munculnya penyakit ini agar sistem kerja organ hati dan kesehatan tubuhnya tidak terganggu. Nah, agar mengetahui apa itu penyakit sirosis hati, penyebab, gejala, dan cara mencegah serta mengobatinya, kamu perlu mencermati penjelasannya berikut ini.

Baca Juga: Kenali Gejala Hepatitis B, Penyakit yang Dapat Menular dengan Mudah

Apa Itu Sirosis Hati?

Penyakit Sirosis Hati

Penyakit Sirosis Hati

Sirosis hati adalah kondisi organ hati yang telah rusak karena pembentukan jaringan parut. Terbentuknya jaringan parut tersebut terjadi karena penyakit liver berkepanjangan, sebagai contoh akibat infeksi dari virus hepatitis maupun kecanduan alkohol.

Mengonsumsi alkohol secara berlebihan dan infeksi virus bisa mengganggu kesehatan organ hati dengan perlahan dan membuatnya cedera serta meninggalkan bekas luka. Saat hal ini terjadi, organ hati tidak bisa bekerja dengan optimal, dan kehilangan kemampuan untuk menghasilkan protein baru, menumpas infeksi, sampai mencerna makanan serta menyimpan energi. 

Untuk memperbaiki cedera tersebut, organ hati akan melakukan perbaikan yang dalam prosesnya turut membentuk jaringan parut. Apabila kelainan atau kerusakan pada organ hati tersebut terus berlanjut, pembentukan jaringan parut akan menjadi semakin banyak, kemudian mengganggu fungsi dari organ tersebut.

Pada kebanyakan kasus, masalah liver yang telah berada di tahap sirosis tak mampu diobati kembali. Meski begitu, penderita penyakit tersebut tetap bisa melakukan konsultasi dengan dokter guna mencegah risiko komplikasi serta meredakan gejala yang muncul. 

Jika sirosis terjadi hingga bertahun-tahun, penyakit tersebut bisa menimbulkan gagal hati dan menurunkan fungsi hati, atau bahkan menghilangkannya secara total. Tapi, melalui penanganan medis yang tepat, perkembangan sirosis bisa dihentikan ataupun diperlambat.

Gejala Sirosis Hati

Gejala Sirosis Hati

Gejala Sirosis Hati

Tanda atau gejala sirosis hati biasanya tidak akan terasa sampai hati mengalami kerusakan yang luas. Dalam kondisi parah, gejala awal yang dirasakan oleh penderita sirosis hati meliputi: 

  • Rasa lelah karena massa ototnya berkurang.
  • Lesu.
  • Menurunnya nafsu makan.
  • Mual.
  • Berat badan menurun.
  • Pembengkakan hati.
  • Telapak tangan terlihat merah. 

Saat memasuki tahap akhir, penyakit ini menimbulkan tanda dan gejala tambahan, seperti:

  • Kulit dan mata menguning.
  • Warna urine tampak kuning gelap hingga coklat.
  • Rambut rontok. 
  • Pembuluh darah di kulit dan sekitar pusar terlihat berubah.
  • Tumbuh payudara (pria).
  • Gampang berdarah dan memar.
  • Muntah darah.
  • BAB berwarna hitam.
  • Mudah bingung.
  • Kaki dan perut membengkak.
  • Kulit terasa gatal. 
  • Koma. 

Tidak menutup kemungkinan pula jika sirosis hati bisa menimbulkan gejala selain yang telah disebutkan di atas. Oleh karena itu, jika muncul kekhawatiran, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar penyebab gejala yang muncul bisa segera diketahui. 

Penyebab Sirosis Hati

Sirosis hati bisa disebabkan oleh beragam hal. Tapi, penyebab sirosis hati yang utama adalah kecanduan alkohol dan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dengan jangka waktu lama. Dalam bahasa medis, sirosis hati yang disebabkan oleh kecanduan alkohol tersebut dikenal sebagai sirosis alkoholik. 

Selain alkohol, sejumlah penyakit yang mengganggu kinerja organ hati dan liver juga bisa menjadi penyebab sirosis hati. Sebagai contoh: 

  • Virus hepatitis kronis, baik hepatitis B dan C.
  • Perlemakan hati nonalkohol.
  • Tumpukan zat besi dalam tubuh atau hemokromatosis. 
  • Fibrosis liver.
  • Penyakit Wilson.
  • Hepatitis autoimun
  • Defisiensi antitripsin alfa1.
  • Infeksi hati semisal schistosomiasis
  • Sirosis bilier primer. 
  • Efek samping dari penggunaan obat tertentu, misalnya, isoniazid atau methotrexate.

Baca Juga: Manfaat Luar Biasa Vitamin K dan Risikonya Jika Tubuh Mengalami Kekurangan

Faktor Risiko Terserang Sirosis Hati

Selain penyebab umum di atas, ada pula beberapa faktor risiko yang dipercaya mampu meningkatkan risiko serangan sirosis hati. Beberapa di antaranya adalah mengonsumsi alkohol terlalu banyak dan berlebihan dalam waktu lama. 

Faktor risiko lainnya dari sirosis hati adalah infeksi dari virus hepatitis. Beragam kondisi tubuh yang tidak sehat, seperti, diabetes, obesitas, dan kadar lemak terlalu tinggi di dalam darah juga bisa memicu risiko serangan sirosis hati. Oleh karena itu, menjaga kesehatan dan mencanangkan gaya hidup yang sehat merupakan kunci penting terhindar dari risiko penyakit ini. 

Komplikasi Sirosis Hati

Saat sirosis hati tak kunjung ditangani dengan perawatan medis yang tepat, kondisi organ hati akan semakin memburuk. Dalam kondisi yang sudah parah, ada beragam ancaman komplikasi sirosis hati, seperti:

  1. Hipertensi Portal

    Komplikasi pertama adalah hipertensi portal, yaitu, peningkatan tekanan di pembuluh darah vena yang bisa memicu penyumbatan aliran darah menuju organ hati. Saat alirannya tersumbat, pembuluh darah di bagian perut, kerongkongan, sampai usus akan membesar dan memicu varises. Jika dibiarkan, pembuluh darah dapat pecah dan menyebabkan perdarahan internal. 

  2. Edema atau Pembengkakan Kaki

    Selayaknya hipertensi portal, kondisi ini terjadi karena peningkatan tekanan pada vena sehingga muncul penumpukan cairan pada kaki atau edema, dan juga perut atau asites.

  3. Splenomegali atau Pembesaran Limpa

    Hipertensi portal yang terjadi karena sirosis hati bisa juga mengalihkan aliran darah menuju pembuluh darah vena dengan ukuran lebih kecil. Hal ini memicu tekanan berlebihan pada pembuluh darah tersebut dan rentan pecah serta memicu perdarahan. Kondisi ini juga mampu membuat trombosit dan sel darah putih terperangkap.

  4. Ensefalopati Hepatik

    Penumpukan racun atau ensefalopati hepatik pada otak bisa terjadi karena fungsi hati tak bekerja secara normal. Akibatnya, organ tersebut tak dapat membersihkan racun yang dibawa oleh darah dan bisa menumpuk pada otak. Hal ini bisa menyebabkan penderitanya sering merasa bingung dan kesulitan untuk berkonsentrasi. 

    Selain itu, ada komplikasi lainnya yang bisa disebabkan oleh sirosis hati yang tak segera diobati, seperti, penyakit kuning, infeksi, malnutrisi, sirosis akut atau kronis, penyakit tulang, serta risiko terkena kanker hati. 

Cara Mengobati Sirosis Hati

Pengobatan penyakit sirosis hati ditentukan berdasarkan tingkat keparahan dan penyebabnya. Tujuan dari pengobatan tersebut adalah untuk memperlambat perkembangan dari jaringan parut pada organ liver serta mengobati gejala dan cegah komplikasi. 

Salah satu cara menangani sirosis hati adalah dengan berhenti mengonsumsi minuman beralkohol. Selain itu, pasien juga disarankan untuk melakukan diet rendah garam agar asites serta pembengkakan dalam tubuh bisa dikontrol, dan juga mencegah cairan menumpuk. 

Dokter juga biasanya akan meresepkan obat, seperti, kortikosteroid, obat antiviral, antibiotik, diuretik, pembekuan darah, dan suplemen vitamin K. Obat untuk mengontrol hepatitis agar kerusakan terhadap sel hati karena virus hepatitis B dan C tak berlanjut juga mungkin akan diberikan oleh dokter. 

Namun, saat penyakit ini telah menyebabkan komplikasi berupa peningkatan tekanan pada pembuluh darah di perut, endoskopi dan konsumsi obat untuk mengobati masalah kesehatan tersebut perlu dilakukan. Dengan begitu, perdarahan bisa dicegah. Dalam kondisi yang parah, operasi serta transplantasi hati barangkali menjadi satu-satunya solusi yang direkomendasikan oleh dokter untuk mengobati sirosis hati.

Cara Mencegah Risiko Sirosis Hati

Pencegahan sirosis bisa dilakukan dengan menghindari penyebab penyakit tersebut. Contohnya dengan tak berbagi pemakaian jarum suntik, membatasi konsumsi minuman alkohol, dan melakukan aktivitas seksual dengan aman. 

Menjalankan gaya hidup sehat, menjaga berat badan agar selalu ideal, rutin berolahraga, dan mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang juga ampuh mencegah penyakit ini. Agar perlindungan terhadap risiko sirosis hati lebih optimal, tidak ada salahnya untuk mendapatkan vaksin hepatitis B jika disarankan oleh dokter. 

Konsultasikan dengan Dokter saat Mengalami Gejala Sirosis Hati

Itulah penjelasan tentang penyakit sirosis hati, gejala, penyebab, dan cara mengobati serta tips mencegahnya. Agar kondisinya bisa segera ditangani dengan tepat, jangan tunda memeriksakan diri ke dokter saat mengalami gejala sirosis hati. Selain itu, lakukan diskusi dengan dokter mengenai metode penanganan yang terbaik berdasarkan kondisi dan reaksi dari tubuhmu agar pengobatannya berjalan secara optimal. 

Baca Juga: Kenali Evali, Penyakit Infeksi Paru-Paru Akibat Vape

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement