Kamis 07 Jul 2022 16:04 WIB

Hedy Lamarr, Perempuan Penemu Dasar Teknologi Bluetooth, GPS, Hingga Wi-Fi

Namun, Lamarr lebih dikenal sebagai seorang artis film daripada inovator.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Hedy Lamarr.
Foto: Everett Collection via smithsonian magazine
Hedy Lamarr.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di dunia teknologi, nama-nama seperti Alan Turing, Nikola Tesla, atau Alexander Graham Bell telah banyak menghiasi cerita sejarah berbagai inovasi terpenting di dunia. Cerita tentang mereka pun tetap abadi, meski telah hadir berbagai teknologi baru pada masa kini.

Namun, sejatinya dalam berbagai penemuan besar di dunia sains, teknologi, teknisi, dan matematika (STEM), banyak pula perempuan yang ikut berkontribusi. Hanya, cerita tentang mereka tak sepopuler para kolega mereka lainnya.

Baca Juga

Dari penemuan serta karbon kevlar hingga cetak biru program komputer perdana, para perintis wanita juga ikut berada di balik beberapa penemuan STEM terbesar.

Dilansir dari We Are Tech Woman, ada banyak nama para perempuan yang selama ini ikut menuangkan pikirannya dalam berbagai perkem bangan teknologi yang saat ini kita nikmati.

Salah satunya adalah Hedy Lamarr. Lamarr lahir dengan nama Hedwig Eva Maria Kiesler. Ia adalah seorang aktris, produser film, penemu, sekaligus matematikawan kelahiran Austria.

Salah satu filmnya yang terkenal adalah Samson and Delilah dan White Cargo. Dikutip dari Womanhistory.org, pada 1940, Lamarr bertemu dengan salah satu penemu AS George Antheil dalam sebuah pesta. Antheil pun mengenang Hedy saat itu sebagai salah satu yang terlihat tidak nyaman karena menghasilkan banyak uang di industri film Hollywood, tapi di tengah kecamuk perang.

"Setelah menikah, dia memiliki pengetahuan tentang amunisi dan berbagai persenjataan yang terbukti bermanfaat. Maka, kami pun mulai mengotak-atik ide untuk mengembangkan sistem komunikasi baru," ujar Antheil.

Sistem baru ini dapat digunakan untuk tujuan memandu torpedo ke target mereka dalam perang. Cara kerjanya adalah dengan melibatkan penggunaan "lompatan frekuensi" di antara gelombang radio, dengan pemancar dan penerima melompat ke frekuensi baru secara bersamaan.

Konsep lompatan frekuensi ini, seiring berjalannya waktu, menjadi dasar pemikiran dari berbagai teknologi digital yang kita kenal sekarang. Di antaranya, Bluetooth, GPS, dan Wi-Fi. Menerapkan konsep tersebut dapat mencegah intersepsi gelombang radio sehingga memungkinkan torpedo untuk menemukan target yang dituju. Lamarr dan Antheil mencari paten dan dukungan militer untuk penemuan tersebut.

Meski akhirnya paten diberikan dengan nomor 2.292.387 pada Agustus 1942, Angkatan Laut AS ternyata memutuskan untuk tidak menerapkan sistem tersebut. Hingga akhirnya paten Lamarr pun kedaluwarsa sebelum ia dapat menikmati keuntungan material dari inovasi yang ia kembangkan. Nama Lamarr pun lebih dikenal sebagai seorang artis film daripada inovator.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement