REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jet pembawa teleskop Badan Antariksa Amerika (NASA) telah rusak dalam badai di Christchurch, Selandia Baru, bahkan ketika misi mendekati akhir. Stratospheric Observatory for Infrared Astronomy (SOFIA) adalah teleskop yang dirancang untuk mengamati cahaya inframerah yang dipancarkan oleh alam semesta. Saat ini, teleskop SOFIA berada di Selandia Baru untuk mengamati langit selatan.
Untuk menghindari halangan oleh atmosfer bumi, teleskop dipasang pada pesawat Boeing 747 yang dimodifikasi, yang dapat membawanya ke ketinggian hingga 12 ribu meter.
Namun untuk saat ini, SOFIA dilarang terbang setelah badai pada Senin (18/7/2022) merusak bagian depan pesawat pengangkut, tulis pejabat NASA dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Space, Jumat (22/7/2022). Tim saat ini menilai kerusakan dan perbaikan sedang berlangsung. Namun, pengamatan SOFIA harus ditunda sampai perbaikan selesai.
Kerusakan tersebut disebabkan oleh angin kencang yang menggerakkan satu set tangga yang ditempatkan di luar pesawat. Menurut NASA, gerakan itu merusak tangga dan bagian depan pesawat. Misi sains harus menunggu tangga baru tiba, serta perbaikan pesawat.
“Selama waktu ini, jadwal pengamatan sains misi akan dinilai kembali, karena SOFIA tidak dapat melanjutkan operasi normal sampai perbaikan selesai,” tulis pejabat NASA dalam pernyataannya.
Teleskop, yang biasanya ditempatkan di Pusat Penelitian Penerbangan Armstrong NASA di California, dikirim ke Christchurch pada bulan Juni untuk misi terakhir Belahan Bumi Selatan. Kampanye ini mencakup lebih dari 30 penerbangan untuk memetakan medan magnet galaksi Bima Sakti dan mempelajari interaksi bintang dengan lingkungan lokalnya.
Kerusakan terjadi di bulan-bulan terakhir SOFIA. Pada November 2021, NASA dan mitranya dalam misi SOFIA, Pusat Dirgantara Jerman (DLR), memutuskan untuk mengakhiri misi pada bulan September tahun ini.