REPUBLIKA.CO.ID, CLAYTON -- Monash University siap mendukung dan bekerja sama dengan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). “Indonesia adalah mitra strategis kami. Kami siap bekerja sama dengan lembaga pendidikan mana saja termasuk UIII,” papar Michelle Hoodbhoy, direktur Transnational Education & Channel Development, Jumat (19/8/2022), di Kampus Monash University, Clayton, Victoria, saat menjamu delegasi dari UIII.
Michelle mengungkapkan, kolaborasi sudah menjadi budaya di Monash dan saat ini mereka juga sudah melakukan kerja sama dengan beberapa universitas di Indonesia, di antaranya UI, ITB, UGM, dan IPB.
Atas prakarsa Australia Awards Indonesia (AAI), UIII mendapatkan kesempatan training capacity building untuk meningkatkan kemampuan staf khususnya dalam peningkatan layanan dalam tiga aspek: internasionalisasi, keuangan dan IT. Untuk keperluan ini, dengan difasilitasi Tim dari Deakin University, 25 staf dari UIII melakukan kunjungan kerja ke berbagai universitas di Australia.
“Mereka akan belajar dari pengalaman universitas di Australia bagaimana mengelola universitas secara profesional,” ujar Prof Syharam Akbarzadeh, ketua Tim Training dari Deakin University yang juga menjabat sebagai Deputy Director Alfred Deakin Institute, seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (19/8/2022).
Saat ini, lanjut Shahram, beberapa universitas sudah dikunjungi di antaranya, Deakin University, Melbourne University, Australia Catholic University, dan Monash University. Beberapa universitas top lain akan menyusul, seperti ANU, Sydney University, dan UNSW.
Hadir mewakili UIII, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama Internasional, Prof Jamhari; Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Perencanaan, Dr Dadang Muljawan; Sekretaris UIII, Dr Chaider S Bamualim; Direktur Pengembangan Bisnis, Prof Amsal Bachtiar; Dekan Fakultas Ekonomi dan Binis, Prof Dian Masyita; dan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Prof Nina Nurmila.
Dalam kesempatan itu, Michelle menjelaskan kerja sama yang bisa dilakukan tidak terbatas akademik yang mensyaratkan kualitas yang setara, tapi juga kerja sama dalam kegiatan di luar akademik seperti training dan kursus.
Seusai dari Monash University, malam harinya para peserta menghadiri Networking Event. Acara ini dihadiri oleh Konjen Indonesia untuk Victoria dan Tasmania, Kuncoro Waseso. Beberapa tokoh penting di Melbourne turut hadir, antara lain: Direktur Eksekutif Australian Intercultural Society, Ahmet Keskin dan Labor Member for Wills, Peter Khalil. Sementara itu dari akademisi tampak hadir Prof Julian Millie, ahli studi Indonesia dari Monash dan Prof Abdullah Saeed, ahli kajian Islam dari Melbourne University.