REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri mengatakan modernisasi di segala bidang boleh saja dilakukan, namun jangan sampai melupakan pentingnya pemeliharaan lingkungan hidup dan alam raya.
Berbicara kepada wartawan di sela penanaman pohon di Megawati Garden Jeju, Rabu (14/9/2022), Megawati mengatakan manusia kerap lupa bahwa untuk hidup, manusia dan makhluk hidup lainnya perlu oksigen. Dan oksigen, udara bersih, ada karena lingkungan hidup yang sehat.
Sekarang, karena keprihatinan atas kurangnya perhatian terhadap lingkungan, sampai ada konferensi dunia urusan karbondioksida, hingga hitung-hitungan seperti ‘hutang karbon’.
“Saya memang sangat merasakan akibat yang disebut katanya modernisasi, orang sepertinya mulai lupa bahwa hidup di alam, mencintai alam itu, sebenarnya sebuah keharusan. Karena teknologi itu hanya sebuah alat bantu. Tapi kalau alam ini kan juga pemberian Allah SWT,” kata Megawati yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional itu dalam keterangan persnya.
Menurut perempuan kelahiran Yogyakarta itu, kerap kali manusia lupa, bahwa pembangunan dan modernisasi, harus disertai penanaman ulang dan pemeliharaan lingkungan hidup.
“Karena saya sangat yakin, semua yang ada di dunia ini kan disebut makhluk Allah ya. Jadi itu bukan berarti kita manusia saja, tapi juga semua tanaman, binatang, dan lain sebagainya yang sebenarmya adalah bagian dari sebuah mata rantai kehidupan,” ujar Megawati, perempuan berdarah campuran Jawa, Bali, dan Sumatera tersebut.
Megawati memang salah seorang pengkampanye sekaligus pelaku pencinta lingkungan hidup. Lewat Yayasan Kebun Raya Indonesia, Megawati aktif mendorong dibangunnya kebun-kebun raya di seluruh Indonesia.
Menurutnya, ada tiga unsur yang menjadi inti sebuah kebun raya. Yakni sebagai pusat konservasi; sebagai tempat pendidikan; dan boleh dijadikan sebagai bagian dari pariwisata.
Megawati sudah melihat secara langsung bahwa itu juga bisa dilakukan. Contohnya adalah kebun raya di wilayah Cibodas, Bogor, Jawa Barat. Dahulu tidak ada pemeliharaan terhadap flora dan fauna. Namun bisa berubah dan terjadi di kebun dimaksud.
Karena itu pula, Megawati terus aktif mendorong agar hal yang sama dilakukan di berbagai wilayah di Indonesia. Bagi dirinya pribadi, paling tidak kebun raya tersebut akan menjadi pusat konservasi tanaman-tanaman endemik, atau tanaman lokal yang hanya hisa tumbuh di wilayah tertentu.
“Yang utama itu harus tanaman endemik, endemik itu adalah lokal, daerah. Sehingga dengan dikonservasi itu mudah-mudahan tidak akan punah dan ya itulah yang namanya kebun raya,” kata Ketua Umum DPP PDI Perjuangan itu.
Kecintaan Megawati akan makhluk hidup itu begitu dikenal hingga ke seluruh dunia, termasuk di Korea. Hingga di Jeju, ada taman Megawati, yang untuk kali ketiga, dilakukan penanaman pohon oleh Megawati sendiri.
Megawati masih ingat, dulu pertama kali menanam pohon magnolia di sana, yang kini sudah tumbuh subur dengan baik. Kali ini, Megawati mengaku tertarik dengan tanaman azalea yang ada disitu. Dan ia sudah berbisik dengan Dr. Sung Soo Kim, pemilik Hotel WE Jeju, dimana lokasi taman itu berada, untuk memberinya bibit tanaman tersebut untuk dibawa ke Indonesia. Tanaman azalea itu sendiri adalah khas Jeju.
“Langsung saya minta begitu saja,” kata Megawati sambil tertawa.
“Eh ternyata Doktor Sung bilang, aduh itu susah sekali untuk dibiakkan, untuk dijadikan banyak begitu,” tambahnya.
Tapi Megawati tak kecewa. Dirinya sangat berterima kasih karena ada warga dunia yang tinggal di negara lain seperti Dr. Sung yang memiliki perhatian yang sama terhadap lingkungan hidup. Dan menyambut dirinya dengan baik sampaikan membuatkan taman atas namanya.
“Tentunya hal baik ini tidak akan saya lupakan,” imbuh Megawati.
Di acara penanaman pohon itu, selain Megawati dan Mr. Kim, hadir Dubes RI untuk Korsel Gandi Sulistyanto dan istri, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Ketua DPP PDIP Rokhmin Dahuri, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, Mantan Ketua Dewan Jeju Kim Tae Suk dan disainer pribadi Megawati, Samuel Wattimena.