Dalam berbisnis, dibutuhkan berbagai upaya untuk menaikkan kelas bisnis, salah satunya adalah pengelolaan keuangan yang baik. Oleh karena itu, Ninja Xpress bersama CEO & Lead Financial Trainer QM Financial Ligwina Hananto membagikan strategi alokasi bujet agar bisnis bisa naik kelas.
Berikut adalah tips strategi alokasi budget untuk bisnis ala Ninja Xpress dan Ligwina.
1. Pelajari Kondisi Keuangan Bisnis
"Scale up bisa menjaga persaingan kita dengan kompetitor. Bisnis yang ingin scale up harus dapat menunjukkan laporan keuangan yang baik," kata Ligwina, dalam keterangan tertulis, Jumat (16/9/2022).
Baca Juga: Qoala Plus Angkat Presiden Penjualan Baru, Targetkan Strategi Bisnis Inovatif di Ultah Ke-3
Beberapa indikator finansial dan non-finansial yang dapat membantu pemilik usaha dalam menentukan waktu dan cara scale up bisnis salah satunya adalah customer retention yang tinggi. Aspek ini mencakup tingkat kepuasan konsumen, metode komunikasi dan divisi di dalam perusahaan, pemanfaatan tools IT dan teknologi yang memadai, kebahagiaan karyawan, dan lain sebagainya.
2. Menghitung Indikator Finansial dengan Tepat
Scaling up menjadi salah satu proses bisnis yang paling berpotensi untuk kegagalan. Banyak sekali bisnis mengalami kebangkrutan dan ketidakpastian di dalam tahap ini. Menurut Ligwina, terdapat beberapa indikator finansial yang perlu diperhatikan agar bisa mengetahui apakah proses scaling up yang dilakukan berpotensi untuk bangkrut atau tidak, yakni tekanan modal kerja (working capital pressures), likuiditas, free cash flow, dan EBITDA (kalkulasi pendapatan perusahaan sebelum bunga, perpajakan, depresiasi, dan amortisasi).
3. Budgeting Akurat & Terinci
Ligwina merekomendasikan sejumlah proses guna menentukan budgeting yang akurat. Pertama, rincikan terlebih dahulu biaya yang dimiliki oleh bisnis. Kedua, rencanakan perkembangan biaya sesuai visi dan misi perusahaan. Ketiga, rencanakan target penjualan. Keempat, buat rencana laporan keuangan. Kelima, hitung gaji, depresiasi, rencana pengeluaran, hingga perubahan harga di masa depan.
4. Jangan Mengabaikan Risk Management
Risk management pada bisnis dan keuangan adalah proses menemukan dan mengendalikan ancaman-ancaman yang berpotensi meningkatkan resiko kegagalan atau kebangkrutan. Semua bergantung terhadap model bisnis dan rencana yang dirancang terhadap perkembangan bisnis.
Misalnya, bagi pemilik usaha kecil, risiko terbesar adalah kekurangannya kas dan juga kekurangan pembeli. Hal ini dikarenakan sebagai usaha kecil, prioritas utama adalah setidaknya 80% dari aset yang dimiliki adalah aset likuid, dan mendorong serta memprioritaskan penjualan layanan atau produk.