REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program internship bagi dokter gigi akan dimulai pada Oktober 2022. Program tersebut diharapkan mendorong pemerataan tenaga dokter gigi di seluruh daerah di Indonesia, baik di daerah perkotaan maupun daerah pelosok.
"Insyaallah bulan depan Oktober itu sudah mulai dilakukan dokter gigi melaksanakan kegiatan internship. Selama ini kita melihat bahwa kegiatan internship baru untuk dokter umum. Ke depannya dokter gigi juga akan internship," ujar Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) Gagah Daru Setiawan dalam kegiatan "Yasmine" yang digelar Universitas Yarsi di Jakarta, Jumat (16/9/2022).
Program tersebut mewajibkan dokter-dokter gigi yang baru lulus untuk mengikuti internship selama enam bulan di rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang ada di seluruh Indonesia. Untuk sementara, rumah sakit yang dipilih hanya rumah sakit umum atau rumah sakit khusus gigi dan mulut milik pemerintah.
"Ada rumah sakit ada puskesmas. Untuk rumah sakit itu kriterianya rumah sakit umum, rumah sakit khusus gigi dan mulut milik pemerintah, TNI, Polri, dan BUMN. Sementara masih RS pemerintah ya," jelas Gagah.
Dalam kurun waktu enam bulan, dokter gigi peserta internship akan digilir tugasnya. Jika tiga bulan pertama sudah melakukan kegiatan internship di rumah sakit maka tiga bulan berikutnya akan melakukan tugas di puskesmas.
Begitu pun sebaliknya, yang sudah tiga bulan internship di puskesmas akan bertugas di rumah sakit pada tiga bulan berikutnya. "Mudah-mudahan dengan program internship ini sejawat yang sudah lulus bisa mendapatkan pengalaman bekerja sebelum terjun praktik mandiri. Kemudian untuk pemerataan tenaga dokter gigi, baik yang ada di daerah posok maupun daerah perkotaan," jelas dia.
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Yarsi Bambang S Trenggono mengatakan, pihaknya mendukung kebijakan itu. FKG Universitas Yarsi telah mengharuskan lulusan terakhirnya untuk mengikuti program tersebut.
Dia menilai, program itu penting untuk pemerataan pelayanan kesehatan gigi di Indonesia yang masih belum merata. "Karena kebanyakan dokter gigi itu menumpuk di kota-kota besar. Karena itu saat ini ada internship yang tujuannya untuk meratakan," kata Bambang.
Apalagi, saat ini, sekitar 70 persen atau tujuh dari 10 anak Indonesia mengalami karies gigi atau gigi berlubang. Hal itu mengharuskan seluruh pihak terkait, termasuk pemerintah, terus berupaya meningkatkan kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indobesia.
"Berjuang, mulai dari pendidikan hingga Kemenkes, biar dokter gigi kita memberikan pelayanan lebih luas," kata dia.