Rabu 28 Sep 2022 09:50 WIB

Pandemi Beri Inspirasi Berkreasi

Perlu wadah belajar bagi anak di masyarakat

Rumah Belajar (Ilustrasi)
Foto: Rumah Zakat
Rumah Belajar (Ilustrasi)

Oleh : Brigida Inda Purwara Ingrum Spd (Pendiri Rumah Belajar Mama Inda)

REPUBLIKA.CO.ID,Covid 19 ternyata mengajarkan banyak hal. Salah satunya bagi penulis sangat memberikan arti dan rahmat tersendiri. Di daerah Tangerang Elok, Desa Kuta Jaya Kecamatan Pasar Kemis, penulis dihadapkan oleh riak kecil dari masalah anak-anak di RTnya.

Masalah anak-anak ditangkap oleh penulis dan dicarikan sebuah solusi bagi anak-anak. Masalah mereka yaitu jam PJJ tidak digunakan dengan baik. Karena memang di awal pandemi, guru masih meraba metode apa yang tepat dalam mengajar. Maka mereka menggunakan waktu PJJ untuk bermain. Permainan mereka cukup mengganggu hingga ada salah satu warga sampai memarahi mereka. Saat itulah menjadi momen bagi penulis untuk mengajak dialog meraka, dilanjutkan main di rumah penulis.

Penulis sudah menyediakan buku, peralatan menggambar dan laptop. Kegiatan bersama mereka ternyata berkembang menjadi kegiatan spesisal mewarnai. Kegiatan penulis bersama anak-anak ditangkap oleh Sekolah Kampung dari Terasmitra. Terasmitra bersedia membantu secara material dan spiritual untuk pengembangan dan kemajuan anak-anak. Maka diberikan inisiasi oleh founder Terasmitra, Nama Sekolah Kampung di Tangerang yaitu Rumah Belajar Mama Inda.

Ing Ngarso Sun Tulada, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Penulis mendasarkan diri pada pandangan Ki Hajar Dewantara. Penulis berusaha dengan serius memberikan contoh dalam setiap pendampingan. Selalu menyemangati anak-anak saat mewarnai dan mengarahkan untuk selalu ingin maju dalam belajar. Serta terus mendukung mereka untuk tetap menyalakan api semangat dalam diri anak-anak agar mau berkembang mencapai cita-cita.

Bermodal sedikit dari uang jajan penulis, setiap minggu penulis konsisten untuk menyediakan fasilitas gambar. Hanya sepuluh ribu rupiah dapat memberikan kepuasan bagi anak-anak di RT 04 RW 10 Vila Tangerang Elok. Anak-anak mewarnai dengan gratis. Mereka cukup membawa semangat dalam dirinya. Semangat ingin menggali dan mengembangkan kemampuannya dalam mewarnai menjadi modal awal bagi anak-anak. 

Penulis sebagai pendidik seakan mendaptkan mukjizat. Allah dengan segala kuasa-Nya memberikan kesempatan kepada penulis untuk berbagi kemampuannya, sekaligus beramal. Ternyata kegiatan mewarnai sangat menarik buat anak-anak. Awalnya hanya lima orang anak putra. Namun sekarang sudah menjadi banyak. Kurang lebih 20 anak. Tingkatannya bermacam-macam. Dari usia pra sekolah (tiga tahun) hingga kelas lima SD. Tidak hanya anak putra, tetapi juga anak putri.

Saat PJJ memang anak-anak mewarnai kapan saja di waktu kosong. Terutama saat menjelang sholat Luhur, Magrib dan Isa. Waktu sholat tidak boleh diganggu. Ini menjadi komitmen bersama antara anak-anak, Mama Inda dan Pak RT 04. Atas dasar komitmen ini, Pak RT 04 memberikan ijin kepada Rumah Belajar Mama Inda boleh melaksankan kegiatannya. Untuk menggali potensi anak-anak, asal tidak melupakan sholat.

Saya sebagai penulis sekaligus merasa ditantang untuk terus memberikan semangat akditif mewarnai kepada anak-anak. Kegiatan kami ternyata telah memberikan sumbangan bermanfaat bagi anak-anak di RT 04 RW 10 Vila Tangerang Elok, juga bagi penulis secara pribadi.

photo
Suasana Rumah Belajar Mama Indah - (Dok Brigida)

Kegiatan kami tidak sekedar mewarnai, namun juga ada lomban mewarnai, lomba mewarnai berkurikulum, juga pertemuan antar sekolah kampung yang dikelola oleh Terasmitra. Kurikulum tersebut intinya mengajak anak untuk memberikan pendapatnya, tema apa saja yang akan digunakan. Sehingga anak sudah diberi kesempatan berfikir dan mewarnai sesuai dengan pilihannya. Cara ini mengajarkan kepada anak untuk tekun, bersabar, kreatif, menggali kemampuan perpaduan warna juga berkompetisi secara positif. Serta memberikan kemerdekaan anak untuk memberikan pendapat dan merdeka menentukan tema.

Manfaat bagi penulis secara pribadi, penulis mendapat kesempatan tidak hanya mengajar mewarnai, namun juga mendengarkan cerita-cerita lucu mereka, mengajarkan etika dalam bereligi, mengenalkan Indonesia, membentuk karakter nasionalis juga membentuk sikap bertoleransi. Walaupun kepercayaan penulis nonMuslim, namun hal ini bukan menjadi tembok penutup untuk berseni, berkreasi, bereligi, bertoleransi dan bernasionalis. Kami melakukan tanpa batas dan sekat.

Satu hal yang penting diterapkan untuk mendidik anak adalah menghargai kreativitas mereka dan mencintai anak-anak dalam seluruh dirinya. Ini menjadi pegangan dan dasar penulis untuk melaksankan pengajaran mewarnai di rumah belajar Mama Inda.

Dengan dihargai dan dikasihi, anak-anak merasa nyaman, tenang dan merasakan bahwa dirinya dianggap sebagai anak berharga. Anak-anak dari tidak mampu mewarnai, namun karena berlatih dengan bimbingan penuh kasih, anak menjadi semakin maju perkembangan mewarnainya. 

Pada saat memeriahkan HUT RI ke 77, beberapa anak mendapatkan juara satu dan dua, baik tingkat RT maupun tingkat SD. Kayla salah satu anak yang dulu mewarnainya masih belum mampu membedakan warna bentuk dan back ground, akhirnya sekarang dapat menyabet juara satu di sekolahnya. Dia siswa baru kelas satu SD, mampu mengalahkan anak-anak di atas tingkatannya.

Sekolah formal memang sudah di mana-mana, tetapi penulis masih memandang perlu keberadaan wadah mewarnai untuk anak-anak di masyarakat. Mengingat waktu di sekolah sangat terbatas untuk pelajaran seni, maka rumah belajar Mama Inda dapat memberikan ruang bagi jiwa anak, untuk menyalurkan daya kekuatan seni mereka.

Mengenalkan cara mewarnai untuk anak, tentang gradasi, membentuk back groud dengan warna dan bentuk berseni, merupakan stimulan bagi perkembangan berfikir dan nalar bagi mereka. Melalui sosialisasi berkumpul bersama dalam mewarnai, mereka juga belajar berbagai cara. Mereka akhirnya mampu menemukan cara mewarnai dan terus berkompetisi, karena melihat kok milik temannya bagus. Di saat itulah perkembangan emosi mulai dia kelala. Bagaimana bisa memberikan apreasi positif kepada teman dan membentuk mental diri mau berkompetisi secara sportif.

Selalu mensyukuri situasi, membaca situasi dan memanfatkan momen untuk berbagi dan beramal. Penulis mohon dukungan doa, semoga rumah belajar Mama Inda terus maju dalam mendampingi anak-anak dan akan lebih dalam menggali potensi anak, serta lebih luas anak-anak yang didampingi. Sesuai dengan nama rumah belajar Mama Inda, artinya mari masyarakatkan Indonesia Damai.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement