Kamis 06 Oct 2022 07:45 WIB

Studi Ungkap Manfaat Sarapan dan Mempertahankan Jendela Makan 10 Jam

Mempertahankan jendela makan 10 jam dinilai ideal untuk diet puasa intermiten.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Para ahli menyarankan Anda tidak melewatkan sarapan karena sejumlah alasan kesehatan (ilustrasi).
Foto:

Telat makan bisa naikkan berat badan

Studi pertama dari dua studi terbaru tersebut melibatkan 16 orang yang kelebihan berat badan atau obseitas. Mereka  terbagi dalam dua kelompok pola makan harian.

Kelompok pertama sarapan sejam setelah bangun pagi. Kelompok kedua baru makan sekitar lima jam setelah terjaga di pagi hari. Kedua kelompok kemudian bertukar jadwal sarapan pada waktu berikutnya.

Mereka mengonsumsi makanan yang sama. Kalori dan nutriennya tetap sama di dua pola jadwal sarapan tersebut, menurut Frank Scheer selaku penulis senior studi ini sekaligus direktur Medical Chronobiology Program at Brigham and Women’s Hospital.

Para peneliti kemudian mengukur kadar hormon partisipan. Mereka menemukan bahwa terlambat sarapan menurunkan kadar leptin, yakni hormon yang membantu orang merasa kenyang, hingga rata-rata 16 persen.

Telat makan juga meningkatkan kemungkinan orang merasa kelaparan. Orang yang terlambat sarapan juga tampak memilki peningkatan keinginan untuk mengasup makanan bertepung dan asin serta daging, susu, dan sayur.

Menurut Scheer, itu kemungkinan terjadi karena orang mengidam makanan yang lebih padat energi ketika sangat lapar. Studi itu juga menemukan perubahan konsisten pada jaringan lemak terkait dengan pola telat makan.

Ada indikasi telat makan meningkatkan kecenderungan menumpuknya sel lemak baru. Peluang untuk membakar lemak juga menurun.

Orang yang telat makan membakar sekitar 60 kalori lebih sedikit daripada orang yang makan lebih awal setiap harinya. Meskipun demikian, Peterson mengatakan itu setara dengan makan setengah apel ekstra sehari. Jadi, itu bukan perubahan yang besar.

Kendati sebuah penelitian yang diterbitkan bulan lalu di jurnal yang sama menemukan bahwa orang tidak membakar lebih banyak kalori dengan makan sarapan besar dan makan malam dengan porsi lebih sedikit, Peterson mengatakan kedua penelitian tersebut mengukur serangkaian hasil yang berbeda.

"Tubuh memproses kalori secara berbeda ketika telat makan, itu meningkatkan berat badan dan penambahan lemak, jadi dari penelitian ini bisa didapatkan rekomendasi yang cukup jelas bahwa orang tidak boleh melewatkan sarapan," kata Peterson.

Di sisi lain, Scheer mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum dia merasa nyaman membuat rekomendasi apa pun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement