Oleh : Endro Yuwanto/Jurnalis Republika
REPUBLIKA.CO.ID, Dagestan bisa jadi potret indah sebuah negeri multietnis. Puluhan kelompok etnis dan subetnis hidup di sana. Sementara, di mata para ilmuwan politik, kawasan ini disebut sebagai republik yang paling terislamkan di antara negara-negara federasi Rusia lainnya.
Republik Dagestan terletak di bagian utara wilayah Kaukasus, sebuah kawasan geopolitik di perbatasan Eropa dan Asia. Data yang dikutip Wikipedia menyebutkan, sebanyak 90,6 persen populasi Dagestan adalah Muslim.
Menurut The Caspian Sea Encyclopedia oleh Igor S Zonn, nama Dagestan berasal dari bahasa Turki. Dag berarti gunung dan stan adalah imbuhan Persia yang berarti daratan. Maka, Dagestan memiliki arti daratan atau tempat gunung-gunung.
Beberapa tahun terakhir, mantan juara dunia kelas ringan Ultimate Fighting Championship (UFC), Khabib Nurmagomedov, seakan kian mempopulerkan Dagestan. Rasanya, Dagestan kini mulai tenar karena Khabib. Banyak yang penasaran di mana dan bagaimana serta seperti apa Dagestan itu. Apalagi Dagestan adalah wilayah Islam pertama di Rusia.
Saking kentalnya Islam di Dagestan, banyak sumber dari media internasional yang menyebut bahwa inilah wilayah yang sangat Islami di Rusia.
Selama kurang lebih dua tahun atau sekitar 1.077 hari, Khabib tidak tergantikan sebagai pemegang sabuk juara dunia kelas ringan UFC. Petarung asal Republik Dagestan itu benar-benar mendominasi kelas ringan salah satu kejuaraan Mixed Martial Arts (MMA) paling bergengsi di dunia tersebut.
Khabib pun masih menjadi satu-satunya petarung dengan rentang waktu terlama menggenggam sabuk juara kelas ringan UFC, tepatnya dari 2008 hingga 2020. Ia akhirnya memilih untuk meletakkan sabuk juara dan mundur sepenuhnya dari dunia MMA usai kepergian sang ayah, Abdulmanap Nurmagomedov, pada akhir Oktober 2020.
Dengan catatan 29 kemenangan dan tidak pernah sekalipun merasakan kekalahan, Khabib meninggalkan pentas MMA dengan nama besar. Dua tahun berselang sejak keputusan pensiun Khabib, sabuk juara kelas ringan UFC kembali menjadi milik petarung asal Republik Dagestan. Adalah Islam Makhachev yang meneruskan tongkat estafet kesuksesan Khabib di kelas ringan UFC.
Pada bulan yang sama saat Khabib memutuskan pensiun usai mempertahankan titel juara kelas ringan UFC dari tantangan Dustin Poirier, Islam berhak meraih sabuk juara kelas ringan UFC. Islam merebut sabuk tersebut dari Charles Oliviera, Sabtu (22/10/2022).
Di gelaran UFC 280 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Islam mengakhiri perlawanan Oliviera lewat kuncian pada ronde kedua. Dengan keberhasilan tersebut, Islam menjadi petarung asal Republik Dagestan kedua yang mampu menyabet gelar sabuk juara kelas ringan UFC.
Islam menjadi simbol dan kebanggaan baru Republik Dagestan di pentas UFC sejak keputusan pensiun Khabib. Pun dengan status Islam sebagai petarung Muslim kedua yang mampu merengkuh gelar juara kelas ringan UFC.
Islam dan Khabib memang seolah tidak bisa dilepaskan. Keduanya sama-sama berlatih dan memulai kiprah di pentas MMA di bawah pengawasan Abdulmanap Nurmagomedov. Seperti halnya Khabib, Islam juga menyandang status juara dunia sambo. Islam meraih medali emas kejuaraan dunia sambo di kelas 74 kilogram pada 2016 silam.
Islam pun sempat mengakui, keinginannya untuk meneruskan kesuksesan yang telah diretas oleh Khabib di pentas UFC. Tak hanya soal kesuksesan di dalam arena Oktagon, petarung berusia 31 tahun itu juga berharap bisa mengikuti jejak Khabib sebagai simbol dan representasi Muslim yang taat. Terlebih, dengan segala popularitas yang didapat hasil dari berbagai prestasi di arena MMA.
Dalam sebuah unggahan di media sosial, Khabib dan Islam sempat terlihat melakukan shalat berjamaah. Hubungan Khabib dan Islam memang terbilang sangat dekat. Tidak hanya sama-sama berlatih bersama Abdulmanap saat masih anak-anak, Islam dan Khabib juga bersekolah di tempat yang sama.
Tumbuh dan besar di Burshi, sebuah desa kecil di pinggiran Ibukota Republik Dagestan, Makhachkala, Islam mulai tertarik berlatih sambo saat melihat Khabib tengah berlatih dengan ayahnya. Kedekatan itu akhirnya terus terjalin hingga saat ini.
Khabib bahkan memilih menjadi pendamping, mentor, sekaligus sparing partner Islam di sesi latihan setelah memutuskan pensiun. Kesuksesan di pentas UFC tidak diraih Islam dengan mudah. Kondisi geografis Republik Dagestan, yang dikeliling pegunungan, telah menempa fisik dan mental Islam. Belum lagi dengan tuntutan dalam menyambung hidup di Republik Dagestan.
Mentalitas bertarung dan determinasi Islam untuk meraih kemenangan ini pun terbangun dengan begitu baik. Sempat menelan kekalahan dari Adriano Martins pada 2015, Islam terbukti mampu bangkit. Sejak saat itu, Islam tidak terkalahkan di 11 pertarungan, termasuk dua kali TKO dan lima kemenangan lewat kuncian.
Secara keseluruhan, Islam telah mengemas 23 kemenangan dan satu kali kalah dari 24 duel. Ayah sekaligus pelatih Khabib, mendiang Abdulmanap yang meninggal karena Covid-19, ternyata pernah mengungkapkan potensi besar yang dimiliki Islam kepada Khabib jika suatu saat Khabib pensiun dari UFC. Dan di kemudian hari, prediksi Abdulmanap pun terbukti.