REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Gizi Klinik Wiji Lestari menyatakan konsumsi minuman kopi hingga kacang hijau tidak akan memengaruhi keberlangsungan persalinan ibu hamil. Kondisi fisik bayi ketika lahir juga tidak terdampak, termasuk warna kulitnya.
"Kalau kaitannya dengan warna kulit bayi, itu ditentukan oleh faktor genetik, bukan karena konsumsi kopi ataupun air kelapa, jadi jangan khawatir," kata dr Wiji dalam webinar HUT ke-103 RS Cipto Mangunkusumo yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (1/11/2022).
Dr Wiji yang juga konsultan nutrisi itu menuturkan segala hal yang mengacu pada kondisi fisik seorang bayi yang baru dilahirkan, baik warna kulit maupun hitam dan lebatnya rambut, hanya dapat ditentukan oleh faktor genetik kedua orang tuanya saja. Hal tersebut tidak berkaitan dengan konsumsi kopi atau minuman lainnya.
Hanya saja, banyak ibu hamil termakan mitos. Mereka meyakini bahwa kopi yang memiliki warna pekat dapat membuat kulit seorang anak menjadi lebih hitam.
Menurut dr Wiji, kopi tetap aman untuk dikonsumsi oleh ibu hamil. Hanya saja, tetap dalam takaran yang tepat, yakni tidak melebihi 200 mg kafein atau setara dengan dua cangkir kopi per hari.
Mitos lainnya ialah soal meminum kacang hijau. Dr Wiji tidak menjelaskan konsumsi kacang hijau tidak akan membuat rambut seorang bayi menjadi lebih tebal dan hitam.
Munculnya mitos tersebut, menurut dr Wiji, didasari oleh kandungan kacang hijau yang baik bagi ibu hamil. Kacang hijau dapat memenuhi kebutuhan protein nabati selama masa kehamilan.
"Saya tekankan sekali lagi, ketebalan rambut atau warna rambut itu ditentukan oleh faktor genetik kedua orang tuanya. Jadi, tidak ada hubungannya dengan kacang hijau. Tetap baik dikonsumsi ibu hamil karena itu sumber protein nabati dan memiliki kandungan mineral yang banyak. Mohon dimakan saja untuk memenuhi nutrisi ibu, bukan untuk tujuan yang salah," ujar dr Wiji yang juga staf di Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM itu.
Sementara menanggapi mitos air kelapa yang dikatakan dapat mencerahkan kulit bayi yang dilahirkan, dr Wiji meminta masyarakat untuk memahami bahwa air kelapa hanya akan memenuhi kebutuhan cairan di dalam tubuh seseorang, seperti air putih. Satu hal yang membedakannya adalah air kelapa memiliki kandungan gula, sehingga dianjurkan untuk tidak terlalu banyak meminumnya demi menjaga asupan gula dalam tubuh.