Senin 07 Nov 2022 11:53 WIB

Ini Fase Gerhana Bulan Total yang akan Terjadi 8 November Besok

Super blood moon dapat dilihat di seluruh wilayah Indonesia.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
 Bulan terlihat muncul dari gerhana bulan penuh, Ahad, 15 Mei 2022, dekat Moskow, Idaho. Warna jingga bulan disebabkan oleh bulan yang masuk ke dalam bayangan bumi.
Foto: AP Photo/Ted S. Warren
Bulan terlihat muncul dari gerhana bulan penuh, Ahad, 15 Mei 2022, dekat Moskow, Idaho. Warna jingga bulan disebabkan oleh bulan yang masuk ke dalam bayangan bumi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Selasa besok atau tepatnya 8 November, akan berlangsung salah satu fenomena alam, yaitu gerhana bulan total. Fenomena ini pernah terjadi pada Mei lalu, tetapi tidak bisa dilihat di Indonesia. Kali ini, gerhana bulan total atau super blood moon dapat dilihat di seluruh wilayah Indonesia.

Gerhana bulan adalah fenomena astronomis ketika sebagian maupun seluruh permukaan bulan yang menghadap bumi memasuki bayangan bumi. Bayangan bumi dibagi menjadi dua, yaitu umbra (bayangan inti) dan penumbra (bayangan semu). 

Baca Juga

Jadi, gerhana bulan total merupakan fenomena astronomis ketika bulan, bumi dan matahari berada pada satu garis lurus dan bulan masuk seluruhnya ke dalam umbra bumi sehingga, tidak ada sinar matahari yang dapat dipantulkan ke permukaan bulan.

Gerhana bulan total cenderung berwarna kemerahan yang disebabkan oleh hamburan Rayleigh, yakni pembiasan sinar matahari secara selektif oleh atmosfer bumi.

Saat Bulan berada di sisi yang berlawanan dengan sisi bumi yang mengalami siang hari, sinar matahari akan menempuh lintasan yang lebih panjang dibandingkan dengan sisi bumi yang mengalami siang hari sehingga sinar matahari yang sampai ke bulan akan dibiaskan ke panjang gelombang yang lebih panjang dalam spektrum cahaya tampak yakni spektrum merah.

Gerhana bulan total dapat berwarna jingga kemerahan disebabkan oleh debu dan kualitas udara yang buruk pada lokasi pengamatan. Sementara itu, gerhana bulan total dapat berwarna merah kusam hingga kecoklatan jika kualitas udara di lokasi pengamatan bersih dari debu.

Gerhana kali ini merupakan gerhana ke-20 dari 72 gerhana dalam siklus Saros 136. Seri Saros adalah sekumpulan gerhana di mana interval dua gerhana yang berurutan merupakan siklus Saros. Siklus Saros adalah siklus gerhana yang durasi rata-ratanya adalah 18 tahun 11 hari 8 jam dan terpaut sebesar 223 lunasi (siklus sinodis Bulan). Seri Saros dapat terdiri dari 70-80 gerhana dan berumur 1200-1400 tahun.

Untuk Seri Saros, gerhana bulan diawali dengan gerhana bulan penumbra, yakni ketika bulan memasuki penumbra bumi. Kemudian bulan perlahan memasuki umbra bumi sehingga terjadi gerhana bulan sebagian. Ini akan terus berlanjut hingga seluruh permukaan bulan masuk ke dalam umbra sehingga terjadi gerhana bulan total.

Dilansir Edusainsa BRIN, Senin (7/11/2022), puncak dari Seri Saros adalah ketika terjadi gerhana bulan total-sentral, yaitu ketika bulan berada tepat di tengah-tengah umbra. Konsekuensinya, gerhana bulan akan mengalami durasi total paling lama. Setelah mencapai puncak Seri Saros, bulan perlahan menjauhi pusat umbra, kembali mengalami gerhana bulan sebagian dan ditutup dengan gerhana bulan penumbra.

Setiap fase gerhana bulan total, durasi yang berbeda. Durasi penumbra selama S5 jam 53 menit 51 detik, durasi parsial selama 3 jam 39 menit 50 detik dan durasi total selama 1 jam 24 menit 58 detik. Jarak sudut/angular dari pusat bulan ke pusat umbra bumi sebesar 866 detik busur atau 0,24 derajat dan lebar sudut bulan sebesar 1836 detik busur atau 0,51 derajat. Parameter gamma atau jarak linier dari pusat bulan ke pusat umbra bumi sebesar 0,2570 jejari bumi atau sekitar 1640 km.

 
 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement