Ahad 06 Nov 2022 16:30 WIB

Simak Mitos Gerhana Bulan, Salah Satunya Hindari Mandi

Gerhana bulan total terjadi pada fase bulan purnama.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Indira Rezkisari
Cahaya bersinar dari gerhana bulan total.
Foto: AP/Ringo H.W. Chiu/FR170512 AP
Cahaya bersinar dari gerhana bulan total.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Fenomena alam gerhana bulan total atau super blood moon kembali terjadi pada Selasa 8 November 2022. Dalam unggahan Instagram, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan gerhana bulan total merupakan fenomena astronomis ketika seluruh permukaan bulan memasuki bayangan inti (umbra) bumi. Hal ini disebabkan oleh konfigurasi antara bulan, bumi dan matahari membentuk sebuah garis lurus.

Selain itu, bulan berada di dekat titik simpul orbit bulan, yaitu perpotongan antara ekliptika (bidang edar bumi mengelilingi matahari) dengan orbit bulan. Gerhana bulan total terjadi pada fase bulan purnama, tetapi tidak semua bulan purnama dapat mengalami gerhana bulan.

Baca Juga

Saat bulan memasuki umbra, warna umbra cenderung hitam. Seiring bulan seluruhnya berada di dalam umbra, warna bulan akan menjadi kemerahan. Ini disebabkan oleh mekanisme hamburan Rayleigh yang terjadi pada atmosfer bumi. Fenomena gerhana bulan total juga tak terlepas dari deretan mitos yang menyertainya. Berikut lima mitos yang terkait dengan gerhana bulan, dikutip NDTV, Ahad (6/11/2022):

Hindari mandi                                                                           

Beberapa orang percaya bahwa mandi selama gerhana dapat memiliki efek buruk pada kesehatan. Namun, hingga sekarang tidak ada bukti ilmiah tentang bahaya apa pun yang terkait dengan mandi selama gerhana.

Hindari tidur

Setelah makan dan mandi, tidur adalah aktivitas lain yang dilarang oleh beberapa budaya selama gerhana bulan. Mengingat bahwa gerhana dialami pada waktu yang berbeda di berbagai belahan dunia, dapat dikatakan bahwa siklus tidur hampir tidak akan terpengaruh oleh fenomena langit.

Penyembuhan luka melambat

Beberapa budaya percaya bahwa jika seseorang terluka selama gerhana, butuh waktu yang lama untuk menyembuhkan luka. Namun, dari kacamata sains, tidak ada bukti antara bulan dan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan luka.

Tidak boleh dilihat

Tidak seperti gerhana matahari, tidak ada bukti gerhana bulan yang mempengaruhi mata. Menurut Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA), kita tidak memerlukan peralatan khusus untuk mengamati gerhana bulan meskipun teropong atau teleskop akan meningkatkan tampilan dan warna merah.

Berbahaya

Tidak ada risiko menghubungkan wanita hamil dengan gerhana bulan. Selain itu, tidak ada tindakan pencegahan kesehatan yang dikaitkan dengan gerhana bulan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement