REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengoleskan lip balm diyakini bisa menghindarkan bibir dari kering dan pecah-pecah. Akan tetapi, aplikasi yang kurang tepat dan pemilihan produk yang tidak sesuai malah bisa menyebabkan kondisi yang tidak diinginkan.
Dokter kulit bersertifikat di New York City, AS, Marnie Nussbaum, menginformasikan ada produk lip balm yang hanya mengandung humektan (formula pelembap langsung) seperti asam hialuronat dan gliserin yang menarik air dari udara. Menurut Nussbaum, kandungan itu saja tidak cukup.
"Jika tidak ada bahan oklusif, seperti petrolatum, beeswax, shea butter, minyak kelapa, atau squalene, pelembap tidak akan tersegel untuk melindungi penghalang kelembapan. Begitu kelembapan menguap, bibir akan terasa lebih kering dan tampak lebih kering," ujarnya.
Singkatnya, bahan humektan perlu diimbangi dengan bahan oklusif untuk menghindari siklus aplikasi ulang. Oklusif diperlukan untuk menciptakan penghalang fisik untuk mencegah kehilangan air. Nussbaum menyarankan untuk mengecek formula produk yang dipakai.
Apabila lip balm sudah mengandung humektan dan oklusif, namun bibir masih saja terasa kering, seseorang mungkin perlu mempelajari lebih dalam daftar bahan produk yang dipakai. Beberapa pelembap bibir juga bisa mengandung alergen yang menimbulkan iritasi.
Beberapa contohnya seperti lanolin, paraben, fenol, atau asam salisilat. Agar aman, Nussbaum merekomendasikan pemilik kulit sensitif untuk menghindari lip balm yang mengandung paraben, fenol, ftalat, wewangian, dan lanolin.
Penyebab lain bibir kering setelah pemakaian lip balm adalah ketergantungan produk. Beberapa bahan aktif dalam produk sebenarnya bisa membuat bibir menjadi lebih sensitif dan rentan pecah-pecah. Nussbaum punya saran khusus untuk kasus ini.
Jika merasakan sensasi kesemutan saat cukup sering mengaplikasikan suatu produk lip balm, segera beralih ke produk lainnya. Dia juga menganjurkan agar berhati-hati terhadap lip balm yang memicu pengelupasan kulit bibir secara berlebihan.