REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di Indonesia, gempa bumi merupakan salah satu musibah yang kerap terjadi. Artinya, gempa bumi bisa saja terjadi saat seseorang tengah mengemudikan mobil.
Aftersales Business Division Head Auto2000, Nur Imansyah Tara mengatakan, guncangan akibat gempa bumi masih sanggup diredam oleh sistem suspensi mobil, kecuali dalam skala besar baru akan terasa.
"Saat terjadi gempa, pengendara bisa memastikanya dengan melihat dari kondisi sekitar, seperti pohon bergoyang secara tidak wajar atau orang-orang berhamburan keluar dari rumah atau gedung. Jangan panik saat mobil bergoyang tanpa kendali dan tetap fokus pada kondisi jalan di depan mengingat ada risiko pohon atau bangunan roboh, jalan retak dan tanah longsor," kata Imansyah dalam keterangen pers kepada Republika.co.id pada Senin (19/12).
Setelah itu, ia menyarankan agar pengendara segera angkat kaki dari pedal gas dan kurangi kecepatan secara gradual. Jangan mengerem mendadak karena akan membahayakan pengemudi di belakang.
"Amati situasi, kalau tidak ada masalah yang berbahaya, pengandara boleh meneruskan perjalanan. Namun sebaiknya berhenti sejenak untuk mengecek kondisi mobil dan jalan yang akan dilewati," ucapnya.
Saat berhenti sejekak, pengendara disarankan untuk menyalakan lampu hazard, tunggu sampai situasi tenang dan terkendali. Kemudian, pastikan seluruh penumpang dalam kondisi baik.
Perhatikan kondisi kendaraan, mungkin saja ada kerusakan yang tidak terlihat karena panik. Jika ternyata ada peringatan tsunami, jangan panik dan segera menjauh dari area pantai.
"Utamakan safety driving dan kendalikan emosi agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kecelakaan. Segera tinggalkan mobil dan cari bangunan tinggi yang masih aman," ucap dia.