Rabu 21 Dec 2022 14:08 WIB

Nadiem Makarim Berbagi Kunci Sukses Hadapi Disrupsi Teknologi

Terus belajar hal-hal baru sehingga akan terus relevan dengan perkembangan zaman

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Gita Amanda
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, berbagi kunci sukses menghadapi disrupsi teknologi. (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, berbagi kunci sukses menghadapi disrupsi teknologi. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, berbagi kunci sukses menghadapi disrupsi teknologi. Menurut dia, ada dua hal penting yang dapat menghalau dampak negatif teknologi sekaligus mengoptimalkan disrupsi teknologi untuk kemajuan bangsa.

"Yang pertama adalah kemauan untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Terus belajar hal-hal baru sehingga akan terus relevan dengan perkembangan zaman," ujar Nadiem dalam keterangan pers, Rabu (21/12/2022).

Baca Juga

Kemudian hal yang kedua adalah kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Hal itu menjadi penting agar setiap orang mampu menghadirkan solusi atas berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi. Semua itu dia sampaikan dalam sesi dialog bertajuk "Technology Disruption: Risks and Opportunities" pada acara NU Tech Final Day.

Sebelumnya, Nadiem menyampaikan begitu banyak hal positif yang bisa dicapai Kemendikbudristek dengan dukungan teknologi. Salah satunya adalah saat memperkenalkan Kurikulum Merdeka yang didukung oleh platform Merdeka Mengajar (PMM).

Platform berbasis android yang disediakan gratis untuk para guru itu dia nilai telah membantu para guru untuk meningkatkan kompetensi secara mandiri dengan mengikuti modul-modul pelatihan yang disediakan di PMM. Dengan PMM, ada 1,9 juta guru di lebih dari 140 ribu sekolah telah aktif belajar mandiri dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

"Kalau sebelumnya harus menunggu dipanggil dulu untuk mendapatkan pelatihan kurikulum, sekarang bisa langsung belajar lewat modul-modul yang disediakan dalam PMM," jelas Nadiem.

Tidak hanya itu, para guru juga semakin aktif berkarya dan membagi inspirasi praktik baik pembelajaran melalui PMM. "Terdapat 180 ribu lebih karya yang diunggah oleh 70 ribu guru untuk menginspirasi sejawatnya," kata dia.

Para guru juga semakin aktif belajar bersama di dalam berbagai komunitas guru dari berbagai wilayah Indonesia yang kini semakin mudah terbentuk dan beraktivitas melalui PMM. Saat ini, kata dia, ada sekitar 10 ribu komunitas belajar yang terbentuk melalui PMM.

Nadiem mengakui pentingnya upaya-upaya untuk mendorong penggunaan teknologi untuk hal positif. Misalnya untuk mengakselerasi kemajuan dunia pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya. Tapi, dia juga mengingatkan berbagai dampak negatif teknologi jika tidak disikapi dengan bijak.

Beberapa contoh dampak negatif akibat disrupsi teknologi yang mulai ditemukan dalam keseharian adalah digantikannya beberapa jenis pekerjaan dengan mesin. Kemudian, meningkatnya isu kesehatan mental, khususnya pada generasi muda dengan adiksi pada media sosial.

Untuk itulah, Nadiem mengajak generasi muda untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Serta terus mengasah kemampuan berpikir kritis, sehingga kreatif dan berorientasi pada pemecahan masalah.

Sementara itu, Gita Wirjawan yang juga menjadi pembicara menyampaikan optimismenya bahwa bangsa Indonesia bisa menjadi pelopor dalam bidang teknologi kelas dunia. “Saat ini kita masih lebih banyak menjadi pengguna teknologi, tapi bukan berarti kita tidak bisa beranjak ke sektor-sektor lain yang belum terjamah,” ungkap Gita.

NU Tech diselenggarakan sebagai salah satu rangkaian acara peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama, Badan Inovasi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berkolaborasi dengan Narasi dan Indonesia Telecommunication and Digital Research Institute (ITDRI).

Kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan pemahaman publik terkait makna disrupsi teknologi serta potensi yang dapat dimaksimalkan dan risiko yang perlu dimitigasi dari disrupsi teknologi.

Sebelumnya, dalam pembukaan NU Tech, Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya meminta seluruh elemen NU dari mulai pelajar, santri, mahasiswa, dan lainnya bergabung untuk mengembangkan diri dalam memajukan kapabilitas digital di Indonesia.

"Kegiatan NU Tech ini merupakan suatu paling mendasar adalah untuk menyerap dan merekrut sumber daya manusia yang menguasai kemampuan untuk mengembangkan teknologi," kata Gus Yahya.

Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Kapusdatin) Kemendikbudristek, Muhamad Hasan Chabibie, berkesempatan menjadi Juri dalam Innovation Pitching Competition. Ajang itu menjadi wadah bagi talenta digital yang memiliki aspirasi untuk menjadi innovator dan menyampaikan ide inovasinya untuk membawa perubahan dan dampak positif bagi masyarakat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement