Senin 26 Dec 2022 12:16 WIB

Tips Menjadikan Liburan Nataru Lebih Berkualitas dan Antibokek

Kualitas liburan ditentukan dari perencanaan keuangan dan pemilihan tempat wisata

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Christiyaningsih
Wisatawan memadati kawasan wisata Malioboro saat libur Natal di Yogyakarta, Ahad (26/12/2022).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Wisatawan memadati kawasan wisata Malioboro saat libur Natal di Yogyakarta, Ahad (26/12/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dosen kepariwisataan Universitas Airlangga (Unair) M Nilzam Aly membagikan tips bagi masyarakat yang hendak mengisi hari libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023 untuk berlibur bersama keluarga dan orang-orang terkasih. Nilzam menjelaskan liburan berkualitas bukan dilihat dari seberapa jauh tempat yang dikunjungi atau seberapa banyak uang yang dikeluarkan. Melainkan apa makna dari momentum liburan yang didapatkan.

Mengingat durasi waktu libur yang pendek, Nilzam menyarankan masyarakat untuk menghabiskan waktu libur di daerah yang dekat dengan rumah atau melakukan staycation. "Bisa menciptakan agenda yang spesial dibanding hari-hari lain, semisal makan bersama, camping ala-ala. Intinya bisa menumbuhkan keakraban dalam keluarga," kata Nilzam, Senin (26/12/2022).

Baca Juga

Dosen Fakultas Vokasi Unair tersebut menyarankan bagi keluarga yang ingin melaksanakan wisata agar menjauhi area yang sudah lama menjadi rujukan untuk mengantisipasi kepadatan pengunjung. Menurutnya, destinasi wisata yang terlalu padat akan menimbulkan ketidaknyamanan, khususnya bagi anak.

"Sehingga keluarga yang ingin berwisata bisa melakukan kunjungan alternatif di ring 2 atau ring 3. Di dekat-dekat Yogyakarta ada Magelang atau Gunung Kidul misalnya, yang cenderung bisa diakses dan tingkat keramaiannya tidak sepadat wilayah kota," ujarnya.

Nilzam mengingatkan meski aturan PPKM sudah lebih longgar dibanding tahun lalu, masyarakat tetap perlu memperhatikan syarat, ketentuan, serta regulasi yang berlaku terkait aturan perjalanan. Mengingat pandemi Covid-19 belum sepenuhnya hilang dan pemerintah belum mencabut aturan PPKM.

Nilzam juga mengingatkan masyarakat yang berlibur untuk selalu menjaga kesehatan fisik dan kesehatan finansial. Menurutnya, jangan sampai pengeluaran besar pada liburan Nataru mengakibatkan kondisi finansial yang tidak stabil di kemudian hari.

Dosen yang membidangi urusan bisnis kepariwisataan itu menyebut, pembuatan itinerary atau rencana perjalanan sebelum berlibur dapat menjadikan liburan lebih terarah. "Itinerary adalah daftar rencana perjalanan serta estimasi biaya yang dibutuhkan. Dengan membuat rancangan ini, maka pos-pos pengeluaran selama liburan akan dapat lebih diperhitungkan," kata Nilzam.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement