REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi yang dipublikasikan di Alzheimer's & Dementia: The Journal of the Alzheimer's Association menyebutkan bahwa gejala demensia dapat dideteksi sembilan tahun sebelum diagnosis. Artinya, pasien yang berisiko terkena demensia di masa depan dapat diidentifikasi lewat intervensi awal untuk mengurangi risiko mengembangkan penyakit demensia.
Rata-rata, pasien yang diprediksi akan terkena demensia, menunjukkan beberapa gangguan kognitif beberapa tahun sebelum gejalanya menjadi jelas. Kondisi ini yang kemudian mendorong diagnosis. Ini pula yang menjadi langkah agar para dokter dapat meminimalisir angka orang-orang yang memiliki risiko terbesar.
“Misalnya, orang berusia di atas 50 tahun atau mereka yang memiliki tekanan darah tinggi atau kurang berolahraga. Lalu mengintervensi pada tahap awal untuk membantu mereka mengurangi risikonya,” kata penulis studi yang juga dokter junior di University of Cambridge, Nol Swaddiwudhipong, dilansir dari independent.co.uk, Senin (26/12/2022).
Di dalam penelitian tersebut, para peneliti menganalisis data dari database UK Biobank. Dua tes yang dilakukan untuk mendeteksi demensia ini adalah memecahkan masalah dan mengingat angka. Namun, penulis senior yang juga dari University of Cambridge, Dr Tim Rittman, mengatakan bahwa seseorang tidak perlu terlalu khawatir apabila tidak pandai mengingat angka.
“Bahkan beberapa individu yang sehat secara alami akan mendapat skor lebih baik atau mungkin lebih buruk daripada rekan-rekan mereka. Tetapi kami akan mendorong siapa pun yang memiliki kekhawatiran pada ingatan mereka yang semakin buruk, untuk berbicara dengan dokter,” ujar Dr Rittman.
Namun, layanan kesehatan tidak secara rutin menawarkan tes terakait diagnosa awal demensia untuk mendeteksi perubahan fungsi otak yang terjadi sebelum gejala terlihat, seperti yang disinggung dalam penelitian ini.
“Faktanya, NHS saat ini tidak dapat menjamin diagnosis dini dan akurat untuk orang yang hidup dengan demensia, lebih dari sepertiga orang berusia di atas 65 tahun yang hidup dengan demensia tidak terdiagnosis,” kata dia.