REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Seperempat dari orang difabel netra di dunia tinggal di India. Sesuai dengan studi yang disiapkan oleh Program Nasional untuk Pengendalian Kebutaan (NPCB), India memiliki sekitar 12 juta orang difabel netra, dibandingkan dengan jumlah di dunia maksimum 39 juta orang.
Chief Medical Director Eye-Q, dr Ajay Sharma, mengatakan ketajaman visual Anda pasti akan memburuk seiring bertambahnya usia. Selain itu, banyak kebiasaan gaya hidup yang cukup rutin dapat merusak penglihatan. Berikut adalah lima kebiasaan sehari-hari yang dapat membahayakan penglihatan:
1. Waktu memandang layar yang berlebihan
Dunia dipenuhi dengan layar. Mereka ada di televisi, komputer, HP, tablet, dan hampir di mana-mana. Waktu layar mengacu pada jumlah waktu yang dihabiskan orang setiap hari untuk melihat layar. Waktu layar yang berlebihan dapat merusak penglihatan dan akhirnya menyebabkan ketegangan, terutama pada anak-anak.
Orang yang menghabiskan lebih banyak waktu di layar mungkin juga menghabiskan lebih sedikit waktu untuk tetap aktif dan terlibat dalam segala jenis latihan fisik. Oleh karena itu, pastikan anda memiliki kontrol yang ketat terhadap berapa banyak waktu yang dihabiskan anak anda di depan layar.
2. Merokok
Berhenti merokok atau tidak memulainya sama sekali. Merokok berbahaya bagi mata seperti halnya bagi paru-paru dan jantung.
Merokok telah dikaitkan erat dengan peningkatan risiko degenerasi makula terkait usia, katarak, dan kerusakan saraf optik, yang semuanya dapat mengakibatkan hilangnya penglihatan. Selain itu, kanker adalah pemicu utama kehilangan penglihatan pada orang dewasa di atas usia 50 tahun, dan tampaknya menggandakan peluang anda untuk tertular kondisi ini.
3. Mengatur kondisi kesehatan lainnya
Penglihatan secara bertahap dapat memburuk jika Anda tidak merawat kondisi medis kronis seperti diabetes, hipertensi, obesitas, dan tiroid. Retinopati hipertensi, misalnya, mengacu pada gejala mikrovaskuler retina yang berkembang sebagai respons terhadap tekanan darah tinggi. Gejala retinopati hipertensi sering terjadi pada orang dewasa berusia 40 tahun ke atas dan merupakan prediksi strok, gagal jantung kongestif, dan mortalitas kardiovaskular, terlepas dari faktor risiko tradisional.
4. Tidak menjaga tidur dan olahraga yang cukup
Kurang tidur produktif dapat menunjukkan komplikasi seperti mata kering, mata merah, lingkaran hitam, kejang mata, dan sensitivitas cahaya. Kurang tidur juga dikaitkan dengan perubahan fisiologis dalam tubuh, seperti perubahan hormonal dan saraf. Perubahan ini selanjutnya dapat memperburuk penglihatan yang buruk.
Demikian pula, tinggal di dalam rumah dan tidak melakukan aktivitas fisik apapun dapat melemahkan penglihatan. Meskipun rabun jauh sebagian bersifat genetik, para peneliti telah menemukan bahwa anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan jauh lebih cenderung rabun dibandingkan dengan mereka yang berpartisipasi di luar ruangan setiap hari.
5. Tidak terjaganya cairan dalam tubuh
Air dibutuhkan oleh sel, organ, dan jaringan untuk mengatur suhu tubuh dan fungsi biologis lainnya. Air, dalam bentuk air mat juga membantu menjaga kelembapan mata.
Wajar jika debu, kotoran, dan partikel lain di atmosfer mencapai mata. Tanpa kelembapan di mata, seseorang lebih mungkin mengalami mata kering, merah, atau bengkak. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan mengonsumsi cairan dalam jumlah yang cukup setiap hari.
6. Berikut tips untuk meningkatkan penglihatan anda
Beberapa perubahan gaya hidup sederhana tidak hanya dapat meningkatkan kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan retina dan penglihatan. Pertama, konsumsi makanan bergizi seperti sayuran hijau gelap dan ikan. Diet tinggi asam lemak Omega-3, lutein, dan zeaxanthin telah dikaitkan dengan rendahnya kejadian degenerasi makula terkait usia (ARMD).
Kedua, pertahankan berat badan yang sehat dan berolahraga secara teratur. Orang yang berjalan untuk berolahraga cenderung tidak mengembangkan ARMD. Olahraga juga membantu mengatur obesitas, tekanan darah tinggi, dan kolesterol, yang semuanya meningkatkan kesehatan mata.
Ketiga, menanyakan dengan anggota keluarga tentang masalah penglihatan yang mereka miliki. ARMD, glaukoma, retinopati diabetik, dan bahkan ablasi retina semuanya mungkin memiliki predisposisi genetik yang diturunkan dalam keluarga.