REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa tahun belakangan ini, banyak hal yang tidak menyenangkan terjadi, di antaranya pandemi Covid-19 yang terjadi secara global, perang, kekacauan politik, hingga tekanan ekonomi. Setelah melalui itu semua, sangat wajar banyak orang berharap bisa hidup lebih bahagia pada tahun 2023.
Menurut pakar kebahagiaan, itu bukan hal mustahil. Ada beberapa saran yang bisa diikuti jika seseorang ingin lebih bahagia.
Penulis pemenang penghargaan sekaligus pembicara kondang, Carl Honoré, menyarankan untuk memulainya dengan cara tidak melakukan apa-apa. Ketika dunia dilanda pandemi Covid-19, banyak orang dipaksa mengikuti berbagai aturan dan protokol demi menjaga diri dan sekeliling. Sebagai kebalikan dari itu semua, rehat sejenak dari segalanya akan membuat perubahan besar dan mengubah perspektif tentang kebahagiaan.
"Miliki ruang dan waktu khusus untuk membiarkan pikiran mengembara, untuk merenung dan menghadapi pertanyaan-pertanyaan besar seperti: Siapakah saya? Apa tujuan hidup saya? Kenapa saya di sini? Apakah saya sudah menjalani kehidupan yang tepat?," ujar Honoré.
Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi nilai-nilai penting dalam hidup dan menjalaninya. Rangan Chatterjee yang menulis buku Happy Mind, Happy Life mendorong semua orang untuk mengetahui prinsip dalam hidupnya dan mewujudkan hidup sesuai dengan itu.
"Jangan menyamakan kesuksesan dengan kebahagiaan. Berhentilah mengejar perbaikan berikutnya, mencari pekerjaan yang lebih besar, mencari lebih banyak uang, atau memiliki lebih banyak barang. Kebahagiaan sejati datang dari dalam," kata Chatterjee.
Setelah itu, temukan titik keseimbangan dalam hidup. Saat seseorang menyibukkan diri dengan pekerjaan, tingkat stres cenderung meningkat. Master zen bernama Julian Daizan Skinner, menyarankan untuk menemukan kedamaian, kebahagiaan, dan kepuasan.
Caranya, bisa dengan latihan meditasi yang bertujuan untuk duduk dan mengamati pikiran dalam keheningan. Maksud dari meditasi adalah melihat diri dan kehidupan diri sendiri dengan jernih, membantu mengenyahkan berbagai gangguan.
"Belajar bermeditasi dapat mengubah hidup karena bisa mengembangkan kualitas perhatian. Itu tidak sulit. Tidak butuh studi bertahun-tahun, IQ tinggi, atau tingkat pengembangan pribadi yang dalam. Hanya butuh latihan," ujar Skinner.
Cara lain yang bisa dicoba adalah membuat daftar 25 hal yang ingin dilakukan dalam hidup. Kemudian, eliminasi menjadi lima besar dan lupakan sisanya. Fokuslah pada hal yang menarik perhatian, kemudian perlahan tapi pasti cobalah mewujudkan itu semua.
Kunci meraih kebahagiaan selanjutnya adalah dengan menerima kesedihan. Mungkin terdengar aneh, tetapi nyatanya kesedihan dan kehilangan adalah bagian dari kehidupan, tidak bisa dipisahkan dari kebahagiaan. Ketika hidup memberi tantangan dan kesulitan, baik itu berupa kondisi sakit, perceraian, utang, bahkan kematian orang terkasih, seseorang bisa bangkit dan menjadi bahagia setelah mampu melewatinya.
Penulis Bittersweet: How Sorrow and Longing Can Make Us Whole, Susan Cain, mengatakan kesedihan adalah bagian dari menjadi manusia. Penerimaan mendalam dari keadaan itu membantu mengingatkan bahwa tidak ada yang abadi, begitu pula kebahagiaan.
"Anda mungkin berpikir itu akan menumbuhkan semacam ketidakberdayaan dalam diri, tetapi justru sebaliknya. Saya rasa kesedihan bisa memotivasi untuk fokus pada apa yang berharga dalam hidup," kata Cain, dikutip dari laman Metro, Selasa (3/1/2023).