Senin 16 Jan 2023 12:12 WIB

Tak Keramas 17 Hari, Hal Buruk Apa yang akan Terjadi pada Rambut?

Di Tiktok, ada wanita mengatakan tidak keramas 17 hari dan ini memicu perdebatan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Yang terjadi pada rambut jika tak keramas selama 17 hari. (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Yang terjadi pada rambut jika tak keramas selama 17 hari. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah unggahan di Tiktok menunjukkan bagaimana seorang wanita tidak keramas selama 17 hari memicu perdebatan di media sosial. Apakah tidak keramas 17 hari menjadi hal yang wajar atau sebaliknya?

Penata rambut Tom Smith mengatakan, sebagian orang percaya bahwa tidak keramas dalam jangka waktu lama membuat rambut menjadi lebih sehat. Sayangnya, anggapan itu tidak selamanya dibenarkan.

Baca Juga

"Saya tidak percaya ada hubungan ilmiah antara membiarkan rambut atau kulit kepala menjadi lebih kotor, tetapi saya pikir orang-orang memperhatikan hal ini karena keramas terlalu sering malah membuat rambut kering dan rusak,” kata dia seperti dilansir laman RTE, Ahad (15/1/2023).

Bagaimanapun, kata Tom, yang penting adalah menjaga kebersihan kulit kepala. Meskipun rambut itu sendiri tidak perlu dikeramas setiap hari, kulit kepala harus selalu diperhatikan kebersihannya.

"Dan keramas setiap hari, dengan asumsi penggunaan produk yang kompatibel, seharusnya tidak pernah menimbulkan masalah," ujar Tom.

Jadi, sering keramas tidak akan merusak rambut? Menurut penata rambut Inanch Emir, keramas secara teratur tidak akan merusak rambut. Yang merusak justru penataan rambut setelahnya.

"Keramas secara teratur dan mengeringkan rambut tanpa hair dryer akan menjaga kulit kepala dan membantu rambut tumbuh lebih baik," jelas Emir.

Dia mengatakan, apabila rambut Anda "tercemar" secara teratur, pori-pori di kulit kepala akan tersumbat. Tidak mencuci rambut, katakanlah, selama 17 hari, akan memungkinkan lapisan kotoran menempel pada kulit dan kulit kepala. "Hal ini membuatnya lebih tipis dan rapuh, yang berarti rambut akan lebih mudah rusak," kata Emir.

Lantas berapa kali idealnya keramas? Smith mengatakan, ini bergantung pada masing-masing individu. Setiap jenis rambut bervariasi, tetapi keramas setiap hari tidak akan memicu masalah bagi mereka yang tak mewarnai rambut dan meminimalisasi paparan panas dari alat styling.

“Mereka yang memiliki rambut yang diwarnai, dan yang lebih sering menata rambut dengan alat styling, entah itu hair dryer atau catokan, disarankan mengurangi frekuensi keramas agar rambut tetap sehat lebih lama,” ujarnya.

Selain itu, persoalan keramas juga sangat bergantung pada gaya hidup seseorang. Bagi sebagian orang yang rutin berolahraga, misalnya, keramas setiap hari menjadi satu-satunya cara untuk mencegah gatal.

Di sisi lain, beberapa penata rambut ingin melihat keadaan alami rambut, jadi Anda mungkin ingin membiarkannya tidak dicuci selama beberapa hari sebelum mengunjungi salon. "Saya bisa melihat ketika seseorang memiliki kulit kepala yang bersih, jadi kami meminta klien untuk datang dengan rambut yang belum dikeramas. Dengan begitu kami bisa melihat apa yang menyebabkan masalah ketombe atau minyak," kata Emir.

Apakah menggunakan dry shampoo cukup baik? Emir menjelaskan, dry shampoo diciptakan untuk mereka yang tidak ingin keramas setiap hari. Namun demikian, dry shampoo tidak boleh menggantikan ritual keramas biasa.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement