Pariwisata hijau
Di sisi lain, anggota Komisi VI DPR RI itu menyoroti bagaimana tempat wisata saat ini harus mengedepankan konsep green destination (pariwisata hijau) atau destinasi wisata yang ramah lingkungan. Putu mengatakan, hal ini penting karena pendekatan ramah lingkungan sudah menjadi isu sensitif di kalangan masyarakat internasional.
“Hal itu yang selalu saya tekankan ke destinasi wisata. Itu adalah promosi yang mudah kepada khalayak internasional jika destinasi itu green, jika destinasi itu mengangkat tema sustainablity justru banyak negara mempromosikan," ungkapnya.
Dengan menerapkan konsep ramah lingkungan, menurut Putu, hal tersebut akan menarik wisatawan mancanegara. Terutama untuk masyarakat dari negara maju yang sangat memperhatikan isu lingkungan seperti dalam hal energi baru dan terbarukan.
"Kami juga sudah mendorong BUMN dan pengelola tempat wisata untuk mendorong penggunaan energi yang reuneble destinasi. Otomatis itu seperti penggunaan kendaraan listrik, pengurangan sampah plastik limbah karena kita harus green destination,” papar Putu.
“Kita juga berharap tempat wisata memberikan sentuhan cultural budaya, jadi kalau bisa kuliner yang dijual di sana itu kuliner-kuliner nusantara," tambahnya.
Putu pun menjelaskan pengembangan Green Destinastion dalam bidang pariwisata juga sejalan dengan tema dunia yakni agenda 2030 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals acap disingkat SDG’s.
"Kalau bisa penggunaan reuneble seperti penggunaan panel solar yang ini juga kita dorong agar destinasi-destinasi tidak lagi menggunakan banyak bahan bakar fosil. Jadi sesuai agenda 2030 tujuan pembangunan berkelanjutan, transisi energi, mitigiasi climate change dan bagaimana juga hubungannya kita menuju net zero emission 2060,” kata Putu.
Lebih lanjut, Putu mengungkap promosi pariwisata yang dilakukan anggota DPR terbilang cukup berhasil. Hal ini lantaran ada beberapa delegasi yang memutuskan untuk melanjutkan agenda di Indonesia dengan berpelesiran ke beberapa destinasi wisata begitu Sidang Umum AIPA ke-44 berakhir.
"Saya sempat ngobrol dengan delegasi dari Kanada, dia mau langsung terbang ke Bali usai rangkaian acara sidang. Bali masih menjadi favorit destinasi wisata kita," ungkapnya.
Seperti delegasi dari Kanada, salah seorang anggota delegasi Armenia yang menjadi negara observer dalam Sidang Umum AIPA Ke-44 juga berniat untuk mengunjungi Bali. Sebab, banyak dari delegasi asal Armenia belum pernah berkunjung ke Pulau Dewata.
“Saya pertama kali datang ke sini, dan Indonesia memiliki pemandangan yang bagus. Untuk acara ini, semua orang sangat ramah semua orang. Saya berencana untuk liburan, terutama ke Bali karena orang-orang di Armenia banyak membicarakannya,” kata Maria Anubela, salah seorang delegasi dari Armenia.
Senada dengan Maria Anubela, Direktur Kabinet Parlemen Maroko Chaqri Ahmed mengaku ingin kembali ke Indonesia karena keindahan destinasi wisatanya. Saat Gala Dinner yang diselenggarakan DPR RI untuk menjamu delegasi AIPA, Chaqri juga tampak sangat menikmati kuliner-kuliner nusantara yang disuguhkan.
"Ini sedikit pedas buat saya, tapi sangat enak. Semua delegasi menyukai makanan-makanan yang disajikan malam ini," ungkap Chaqri.
"Indonesia is a nice country, dan saya akan kembali berkunjung ke Indonesia sebagai turis bersama keluarga. Really nice and very exciting," sambung pria tersebut.