Kamis 14 Sep 2023 05:00 WIB

Mengingat Pesan Erick Tohir Soal Menjaga Momentum Kemajuan Sepak Bola

Curahkan energi untuk mendukung Timnas Sepak Bola kita.

Ketua PSSI Erick Thohir bersama jajaran pelatih, pemain dan official Timnas U23 berfoto bersama seusai laga penyisihan Piala Asia antara timnas Indonesia U23 melawan Turkmenistan di Stadion Manahan, Solo, Selasa (12/9/2023). Pada pertandingan itu Timnas Indonesia menang dengan skor 2-0 sekaligus memastikan lolos ke putaran Final Piala Asia.
Foto: Dok PSSI
Ketua PSSI Erick Thohir bersama jajaran pelatih, pemain dan official Timnas U23 berfoto bersama seusai laga penyisihan Piala Asia antara timnas Indonesia U23 melawan Turkmenistan di Stadion Manahan, Solo, Selasa (12/9/2023). Pada pertandingan itu Timnas Indonesia menang dengan skor 2-0 sekaligus memastikan lolos ke putaran Final Piala Asia.

Oleh : Satria Kartika Yuda, Redaktur Olahraga Republika.

REPUBLIKA.CO.ID,  Euforia kembali dirasakan masyarakat pecinta sepak bola atas prestasi tim nasional U-23. Untuk pertama kalinya, Garuda Muda lolos ke putaran final Piala Asia U-23 2024 yang akan digelar di Qatar pada 15 April-3 Mei 2024.

Timnas U-23 meraih tiket putaran final dengan hasil sempurna. Rizky Ridho dan kawan-kawan menjadi juara grup pada babak kualifikasi yang digelar di Stadion Manahan, Solo. Indonesia membantai Taiwan 9-0 dan menumbangkan Turkmenistan dua gol tanpa balas.

Rasanya, belum lama kita merasakan euforia dan kebanggaan atas keberhasilan timnas menorehkan sejarah dengan menjuarai SEA Games 2023 pada Mei lalu. Kini, hanya selang beberapa bulan, pasukan Garuda Muda kembali mengukir sejarah di level Asia.

Euforia demi euforia yang kita rasakan menjadi pertanda kemajuan sepak bola Indonesia. Momentum ini harus dijaga bersama agar timnas bisa meraih prestasi yang lebih tinggi.

Sebelum babak kualifikasi Piala Asia dimulai, masyarakat khususnya warganet sering meributkan soal status pemain. Tak sedikit yang memperdebatkan urgensi mendatangkan pemain naturalisasi. Bahkan muncul istilah "local pride" yang arahnya lebih menyindir keputusan merekrut pemain-pemain keturunan.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyadari adanya fenomena tersebut. Berkali-kali Erick mencoba memberikan pemahaman terkait itu.

Erick menyatakan PSSI tak pernah membedakan status pemain, entah itu pemain keturunan ataupun lokal. PSSI juga membuka pintu bagi pemain keturunan di mana pun yang ingin membela timnas, selama kemampuannya memang dibutuhkan dan memenuhi kriteria.

Hal itu kembali ditegaskan Erick seusai mendampingi Presiden Joko Widodo menyaksikan laga timnas U-23 melawan Turkmenistan pada Selasa  (12/9/2023). Erick dengan tegas menyatakan tak ingin terjebak dengan istilah pemain diaspora dan pemain lokal dalam menjaring pemain untuk timnas. "Semua sama saja, yang penting Merah Putih," kata Erick.

Prinsip yang diterapkan PSSI tersebut justru dapat memicu motivasi para pemain untuk meningkatkan kemampuannya. Mereka harus berlatih lebih giat karena persaingan memperebutkan posisi di timnas semakin ketat.

PSSI juga tak sembarangan mendatangkan pemain keturunan. Mereka yang telah didatangkan terbukti memberikan kontribusi penting bagi timnas.

Gelandang Ivar Jenner, misalnya, sukses mencuri perhatian lewat operan-operan ciamiknya di laga kualifikasi Piala Asia U-23. Pemain yang kini membela klub Belanda, FC Utrecht U-21, bahkan mencetak satu  gol dalam laga melawan Turkmenistan.

Oleh karena itu, daripada membuang-buang energi meributkan soal peman diaspora dan pemain lokal, lebih baik curahkan energi untuk mendukung timnas.

Demi menjaga momentum kemajuan sepak bola, dukungan juga diperlukan dalam pelaksanaan kompetisi di Tanah Air. Suporter harus bisa menjaga kondusivitas liga. Setidaknya, patuhi aturan untuk tak datang ke pertandingan tandang.

Selama berjalannya BRI Liga 1 2023/2024, sudah beberapa kali terjadi bentrokan antar suporter. Jika ini tak dihentikan, bukan tidak mungkin peristiwa bentrokan besar bisa terjadi yang ujung-ujungnya dapat memicu sanksi bagi sepak bola Indonesia.

Kita semua tahu bahwa kemampuan pemain ditempa di liga, bukan saat pemusatan latihan timnas. Oleh karena itu, semua pihak harus bisa menjaga kondusivitas pelaksanaan liga di Tanah Air.

Tentu, hal-hal penting lainnya seperti pembinaan usia muda, harus terus dijalankan demi melahirkan talenta-talenta masa depan. Klub pun diharapkan memberikan menit bermain yang cukup bagi pemain muda di kompetisi.

Pada intinya, prestasi timnas tak bisa dibebankan hanya kepada pelatih, pemain, ataupun PSSI. Butuh dukungan semua pihak agar timnas bisa menambah prestasi dan terus mengukir sejarah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement