Saling lapor akibat penggunaan bahasa di ruang publik terjadi di tengah eskalasi wacana politik yang semakin panas. Peribahasa "musang berbulu domba", kata "pengkhianatan", frase "tidak jujur", dan berbagai kata lainnya menimbulkan wacana negatif yang ditujukan pada seseorang atau sekelompok orang. Begitu pula pidato dengan menggunakan nomina "bajingan" disertai dengan ajektiva "tolol, pintar, pengecut" memicu...
Berita Terkait
Berita Lainnya