Rabu 11 Oct 2023 11:02 WIB

Mengapa Udara Sangat Panas? Ternyata Enam Hal Ini Penyebabnya

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan cuaca saat ini menjadi sangat panas.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Cuaca panas (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Cuaca panas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bumi yang kita huni kian memanas. Bulan lalu, para ahli sepakat bahwa itu merupakan September terpanas sepanjang sejarah pencatatan. Bahkan, suhu rata-rata global pada bulan September mencapai 1,7 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri.

Lantas, mengapa dunia saat ini sangat panas? Dilansir SBS, Rabu (11/10/2023), berikut ini adalah enam faktor yang berkontribusi.

Baca Juga

1. El Nino

Salah satu alasan dari suhu panas yang luar biasa ini adalah El Nino, sebuah fenomena pemanasan suhu muka laut di atas normal yang terjadi di sebagian besar wilayah Pasifik tropis. Pemanasan ini, dan efek El Nino di bagian lain dunia, meningkatkan suhu rata-rata global sekitar 0,1 hingga 0,2 derajat Celsius.

Dengan mempertimbangkan fakta bahwa ini adalah El Nino besar pertama dalam delapan tahun terakhir, tidak terlalu mengejutkan jika suhu di bumi kian memanas.

 

2. Polusi

Polusi udara dari aktivitas manusia telah menjadi salah satu penyebab utama dari emisi gas rumah kaca. Ada beberapa upaya untuk mengurangi polusi ini, termasuk kesepakatan internasional untuk mengurangi emisi sulfur dioksida dari industri pelayaran global.

Namun, kadar polusi yang menurun juga diduga berkontribusi terhadap pemanasan suhu udara, terutama di wilayah Atlantik Utara dan Pasifik. Pasalnya, sinaran matahari akan lebih terasa lebih terik saat sampai ke permukaan.

 

3. Meningkatnya aktivitas matahari

Ada beberapa siklus matahari yang berbeda, tetapi siklus 11 tahun adalah siklus yang paling relevan dengan iklim saat ini. Matahari menjadi lebih aktif dari titik minimum pada akhir tahun 2019. Hal ini juga sedikit berkontribusi terhadap lonjakan suhu global. Secara keseluruhan, peningkatan aktivitas matahari hanya berkontribusi paling banyak seperseratus derajat terhadap panas global saat ini.

 

4. Uap air dari letusan gunung berapi Hunga Tonga

Pada tanggal 15 Januari 2022, gunung berapi bawah laut Hunga Tonga-Hunga Haʻapai meletus di Samudra Pasifik Selatan, melepaskan uap air dalam jumlah besar ke atmosfer. Uap air adalah gas rumah kaca, sehingga peningkatan konsentrasinya di atmosfer akan membuat gas rumah kaca melonjak.

Meskipun letusan terjadi hampir dua tahun yang lalu, letusan ini masih memiliki efek pemanasan kecil di planet ini. Namun, dengan berkurangnya polusi dan meningkatnya aktivitas matahari, kita berbicara tentang seperseratus derajat.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement