Musik Arabn itu terbagai menjadi dua periode utama. Yang pertama adalah periode pra-Islam – periode Jahiliyyah – demikian sebutannya. Istilah ini tentu saja diciptakan oleh para pemikir Muslim di masa-masa berikutnya.
Semua informasi yang kita miliki tentang musik pada periode ini, yang digambarkan sebagai musik sederhana dan primitif, berasal dari para pemikir abad ke-9 dan setelahnya.
Pada masa Jahiliyyah musik mungkin terdiri dari lagu-lagu pengembaraan dan perjalanan, yang liriknya lebih penting daripada melodi.
Hal ini dapat diketahui bahwa sudah ada kontak dengan budaya tetangga seperti kerajaan Babilonia dan kerajaan Asiria yang berkembang di wilayah tersebut pada saat itu. Suku nomaden juga membawa pesan budaya ke dan dari masyarakat tetangga.
Seperti diketahui, Nabi Muhammad lahir di Makkah pada tahun 570 M, dan pindah ke Yatsrib (kemudian dikenal sebagai Madinah) pada tahun 622.
Dalam waktu dua tahun, seluruh wilayah tersebut memeluk Islam sebagai agamanya. Hal ini memulai jalur penaklukan yang berlanjut setelah kematian Muhammad pada tahun 632, oleh penerusnya, para Khalifah Rashidun.
Masing-masing dari mereka memperluas batas dan menyebarkan agama baru, dan dengan itu musik, dalam genre yang berhubungan dengan agama seperti adzan, dan nyanyian Al-Qur’an pun meluas.