Senin 20 Nov 2023 21:02 WIB

Krisis Iklim Picu Pertumbuhan Jamur Mematikan, Seperti di Serial HBO The Last of Us

Jamur hibrida baru dalam serial 'The Last of Us' muncul karena perubahan iklim.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Salah satu adegan dalam serial 'The Last of Us'.
Foto: HBO
Salah satu adegan dalam serial 'The Last of Us'.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa serial 'The Last of Us' yang ditayangkan oleh HBO berpotensi menjadi kenyataan, setelah ditemukannya jamur hibrida baru. Para ilmuwan di Barcelona mengatakan bahwa osteochondrosis muncul dari proses hibridasi sebagai akibat dari perubahan iklim.

Strain super baru ini memiliki karakteristik khusus, seperti menginfeksi tubuh manusia, tumbuh pada suhu yang lebih tinggi, dan resisten terhadap obat antijamur. Para peneliti mengatakan bahwa hibrida dapat menjadi lebih umum seiring dengan meningkatnya suhu dan perubahan kondisi ekosistem, seiring dengan globalisasi dan aktivitas manusia, seperti penggunaan fungisida dan antibiotik secara ekstensif di bidang pertanian.

Baca Juga

The Last of Us di HBO mungkin hanya sebuah serial fantasi, namun para ilmuwan telah mengidentifikasi jamur hibrida yang berpotensi mengancam kesehatan global.

"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa hibridisasi, sebuah proses yang sejauh ini hanya mendapat sedikit perhatian, memungkinkan akuisisi karakteristik yang cepat yang memungkinkan infeksi pada manusia. Oleh karena itu, pada jamur, proses ini bisa menjadi jalan pintas untuk mengatasi spesies seperti kami,” kata peneliti utama dari Institute of Biomedical Research (IRB Barcelona), Toni Gabaldon, seperti dilansir NY Breaking, Senin (20/11/2023).

Selama hibridisasi, genom dan alel yang berbeda disatukan dalam sel yang sama, mendorong adaptasi dengan meningkatkan plastisitas genom. Genom yang berbeda adalah ketika mutasi terakumulasi dalam populasi dua atau lebih spesies leluhur dari waktu ke waktu.

Alel adalah salah satu dari dua atau lebih bentuk alternatif gen yang muncul karena mutasi dan ditemukan di tempat yang sama pada kromosom.

"Memang ini seperti plot dari miniseri populer ‘The Last of Us’, di mana jamur dengan cepat memperoleh infektivitas, penularan, dan keganasan yang luar biasa, kombinasi sifat yang sempurna. Memungkinkannya untuk memusnahkan umat manusia secara real time,” kata Gabaldon.

Jamur yang baru ditemukan ini merupakan bagian dari keluarga Candida yang menyebabkan infeksi seperti kandidiasis vagina atau kandidiasis sistemik, yang dapat berakibat fatal pada orang yang mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh. Diperkirakan saat ini terdapat lebih dari satu juta spesies jamur, yang sebagian besar beradaptasi untuk hidup pada suhu sedang atau rendah di tanah, lingkungan air, pohon, tanaman, dan hewan seperti amfibi, ikan, reptil, dan serangga.

Selain itu, jamur ini juga membutuhkan kemampuan untuk tumbuh lebih cepat. Kehadiran induk B dalam simbiosis dengan beberapa cabang hibrida yang telah diidentifikasi sebelumnya menunjukkan bahwa lingkungan air laut yang hangat dapat menjadi tempat peleburan bagi kedua garis keturunan ini, demikian menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Nature tersebut.

Menurut Gabaldon, suhu ideal untuk pertumbuhan strain C orthopsilosis adalah 35 derajat Celcius, dan mereka dapat bertahan hidup pada suhu yang lebih tinggi lagi.

"Pengamatan ini mengkhawatirkan karena toleransinya melebihi penghalang termal mamalia, yang sampai sekarang berfungsi sebagai perisai pelindung, dan membuka jalan bagi infeksi pada manusia,” jelas dia.

Dalam penelitian ini, tim mempelajari sembilan sampel ragi Laut Arab yang diisolasi dari lingkungan laut, khususnya di lepas pantai Qatar, dan menemukan bahwa hampir semuanya adalah hibrida. Strain C orthopsilosis juga baru-baru ini diisolasi dari bunga teh di Thailand, tetapi tidak digunakan dalam penelitian ini.

Pengamatan ini membuat mereka berhipotesis bahwa jamur ini mungkin telah mengalami adaptasi yang memberi mereka keunggulan dibandingkan strain induknya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement