REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar FEB Universitas Indonesia, Bambang Brodjonegoro, menyatakan bahwa Indonesia sangat potensial menjadi supplier karbon melalui wakaf hutan. Apalagi, kata dia, hutan tropis Indonesia adalah yang terbesar ketiga setelah Brazil dan Kongo. Sekitar 59 persen daratan Indonesia merupakan hutan tropis yang merupakan 10 persen dari total luas hutan di dunia, sekitar 126 juta hektare hutan.
“Hutan kita itu menjadi aset yang sangat luar biasa. Tentu harus kita manfaatkan, salah satunya dengan wakaf hutan. Yang secara manfaat juga bisa berdampak bagi masyarakat, bukan hanya untuk ekonomi dan dunia usaha,” kata Bambang dalam panel diskusi yang diselenggarakan MOSAIC (Muslims for Shared Actions on Climate Impact) di Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Bambang menjelaskan bahwa esensi wakaf hutan yaitu memberikan asas manfaat bagi kesejahteraan masyarakat, dimana itu sesuai dengan program perhutanan sosial yang diusung pemerintah. Dan hal tersebut, kata dia, bisa menjadi modal tersendiri bagi wakaf hutan untuk bisa terus berkembang.
“Esensi utama wakaf itu kan harus bermanfaat bagi masyarakat, dan menurut saya itu bisa menjadi modal bagi wakaf hutan untuk terus berkembang,” kata Bambang.