Kamis 21 Mar 2024 20:32 WIB

Memenangkan Ramadhan dari Bullying dan Kesehatan Mental

Ramadhan memberikan kesempatan berharga bagi umat Islam untuk memperkuat kesalehan.

Puasa Ramadhan (ilustrasi). Menjalankan puasa tidak hanya soal mempersiapkan mental dan spiritual, tetapi juga menjaga kesehatan tubuh
Foto: www.freepik.com
Puasa Ramadhan (ilustrasi). Menjalankan puasa tidak hanya soal mempersiapkan mental dan spiritual, tetapi juga menjaga kesehatan tubuh

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: KH. Nurul Badruttamam, M.A, Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU

Ramadhan tiba sebagai bulan yang penuh dengan refleksi dan keberkahan, mengundang umat Islam untuk menyelami lebih dalam lagi makna solidaritas sosial dan kedamaian spiritual. Namun, di tengah kemuliaan bulan ini, banyak tantangan yang meski dihadapi bangsa ini, termasuk krisis akhlak dengan maraknya kasus kasus bullying yang meresahkan masyarakat. Bahkan meningkatnya angka bunuh diri hingga penurunan nilai-nilai moral yang memerlukan pendekatan komprehensif.

Di tengah tantangan yang semakin kompleks, bulan suci Ramadhan memberikan kesempatan berharga bagi umat Islam untuk memperkuat kesalehan sosial dan spiritual. Dalam lanskap sosial Indonesia yang dinamis, bulan Ramadhan tidak hanya sebagai momentum untuk menahan lapar dari fajar hingga senja, namun lebih dari itu bulan suci Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk mengatasi berbagai tantangan zaman yang meresahkan.

Membincang krisis akhlak yang dihadapi saat ini, bukan hanya tentang perilaku individu tetapi juga tentang bagaimana struktur sosial dan budaya gagal mendukung pembentukan karakter dan nilai pada generasi bangsa. Misalnya, yang pada kasus bullying yang marak terjadi ini, justru acapkali terjadi di bangku-bangku sekolah. 

Statistik menyebutkan, kasus bullying atau perundungan mengalami peningkatan mencapai 30 kejadian. Angka ini, menurut Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengalami kenaikan dari yang semula berjumlah 21 kasus di tahun 2021. FSGI juga menyebutkan sebanyak 80 persen kasus bullying pada 2023 terjadi di sekolah yang dinaungi Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), sisanya terjadi di sekolah di bawah naungan Kementerian Agama.

Mari kita menelisik, apa yang terjadi pada kasus bunuh diri yang menghantui. Mengejutkannya lagi, Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri) mencatat terdapat lebih dari 900 kasus bunuh diri sepanjang Januari hingga 18 Oktober 2023 yang terjadi di Indonesia. Kasus bunuh diri ini meningkat pesan dari tahun-tahun sebelumnya, yang mulanya sebanyak 629 kasus pada 2021 dan 640 di tahun 2020.

Krisis akhlak yang ditandai dengan maraknya kasus bullying di sekolah dan peningkatan angka bunuh diri ini, merupakan cerminan dari masalah sosial yang mendalam dan membutuhkan perhatian serius dari seluruh elemen masyarakat. Ramadan adalah waktu yang tepat untuk merefleksikan diri dan memperkuat solidaritas sosial serta spiritual dan menjadikannya sebagai momentum perubahan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement