Sabtu 15 Jun 2024 10:00 WIB

OJK Ungkap Besarnya Potensi Ekonomi Sirkular dari Sampah

Timbunan sampah nasional mencapai sekitar 23,73 juta ton per tahun pada 2023

Pengunjung melihat produk daur ulang dalam Festival Ekonomi Sirkular 2023 di Taman Menteng, Jakarta, Rabu (26/7/2023).
Foto: Republika/Prayogi
Pengunjung melihat produk daur ulang dalam Festival Ekonomi Sirkular 2023 di Taman Menteng, Jakarta, Rabu (26/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa terdapat potensi ekonomi sirkular yang besar dari pengelolaan dan pemanfaatan sampah. Menurut OJK, potensi nilai ekonomi sirkular dari sampah mencapai Rp Rp 426 miliar.

"Kita lihat di sini potensi ekonomi sirkularnya luar biasa Rp 426 miliar dan kita lihat komposisi terbanyak apa sih? Sisa makanan, plastik dan lain-lain yang sebetulnya bisa kita daur ulang," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi di Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (14/6/2024).

Baca Juga

Hal tersebut disampaikan Friderica dalam acara pengukuhan TPAKD Kota Bekasi dan Edukasi Keuangan bagi Masyarakat Lingkungan Bantargebang di Gedung Serbaguna Kantor Lurah Sumur Batu, Bantargebang, Kota Bekasi. Ia menuturkan, timbunan sampah nasional mencapai sekitar 23,73 juta ton per tahun pada 2023. Sedangkan sampah yang terkelola tercatat sebesar 67,24 persen atau 15,96 juta ton per tahun.

Adapun komposisi terbanyak pada sampah adalah sisa makanan sebesar 41,3 persen dan plastik 18,7 persen. Oleh karena itu, OJK terus mendorong pengelolaan sampah baik dari hulu maupun hilir, dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) di daerah termasuk TPAKD Kota Bekasi bisa mendukung pengelolaan sampah tersebut sehingga tercipta ekonomi sirkular dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Kami sudah punya yang disebut dengan black soldier fly dengan menggunakan maggot dan lain-lain. Ini bisa mengelola sampah. Ayo bu di sini kita bikin untuk black soldier fly-nya dan ini nilai ekonominya cukup tinggi, dari mulai setiap proses ada nilai ekonomi yang bisa menghasilkan uang," tuturnya.

Dia pun mendorong masyarakat sekitar mengombinasikannya menjadi tujuan eduwisata hijau. "Itu bisa menjadi sesuatu yang luar biasa jadi memberikan nilai tambah secara ekonomi buat warga setempat," ujarnya.

Pelaku usaha jasa keuangan juga diminta untuk terus mendukung akses pendanaan atau pembiayaan untuk pengelolaan sampah dari hulu hingga hilir. Selain itu, OJK bekerja sama dengan beberapa kolaborator dalam wadah TPAKD melakukan program green financing pada dua lokasi piloting project, yakni Padepokan Restu Bumi dengan Program Menabung dengan Sampah Organik dan Yayasan Pendidikan PKP dengan Program Eduwisata Hijau Syariah.

Pembiayaan bank pada portofolio hijau yang diperuntukkan bagi Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) menunjukkan pangsa yang naik cukup signifikan sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong transisi menuju ekonomi hijau dan berkelanjutan menjadi sebesar Rp 1.558,5 triliun pada 2022.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement