REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Museum Subak Mandala Mathika Tabanan, Bali menjadi museum pertama di tanah air yang menggunakan energi hijau untuk operasionalnya. Hal ini diwujudkan melalui kerja sama antara Museum Subak dengan PT PLN (Persero) terkait penggunaan listrik ramah lingkungan melalui layanan Renewable Energy Certificate (REC) sebesar 200 unit atau setara 200 Megawatt Hour (MWh).
Penyerahan REC dilakukan oleh Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bali Selatan, I Putu Kariana kepada Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida, Muhammad Noor yang mewakili pengelola Museum Subak Mandala Mathik.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, REC adalah layanan PLN yang memudahkan pelanggan untuk mendapatkan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan cara yang transparan, akuntabel, dan diakui secara global. Setiap sertifikat REC membuktikan listrik yang digunakan pelanggan berasal dari pembangkit EBT.
“Kami sangat mengapresiasi langkah Museum Subak yang menjadi simbol ilmu dan kebudayaan Indonesia khususnya di Bali menginisiasi penggunaan REC. PLN sebagai pemimpin transisi energi di tanah air berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi Museum Subak khususnya dalam menyediakan listrik hijau melalui REC,” ujar Darmawan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (30/6/2024).
Selain itu, Darmawan menegaskan bahwa ini merupakan langkah sekaligus kolaborasi penting dalam perjalanan mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada 2060. PLN akan terus mendorong berbagai pihak untuk turut berperan aktif demi mewujudkan pengurangan emisi karbon, salah satunya melalui layanan REC ini.
Pelaksana harian General Manager (Plh GM) PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali, Patar Situmorang mengatakan, PLN siap menyediakan listrik andal dan ramah lingkungan di tengah isu dekarbonisasi yang kini menjadi perhatian global. Melalui layanan REC ini, PLN berupaya memberikan kemudahan kepada pelanggan untuk memanfaatkannya.
“Dengan menggunakan fasilitas REC dari PLN ini, pelanggan dapat berkegiatan sehari-hari dengan suplai energi yang ramah lingkungan. Selain itu, dapat ikut serta untuk menekan emisi karbon yang berdampak pada lingkungan dan iklim,” ujar Patar.
Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida, Muhammad Noor mengatakan, kerja sama REC PLN ini merupakan bagian upaya jangka panjang museum untuk menjadi institusi yang ramah lingkungan.
"Dengan menerima Sertifikat REC dari PLN, kami memastikan bahwa konsumsi listrik kami berasal dari sumber energi terbarukan. Ini adalah bukti nyata dari komitmen kami untuk mendukung keberlanjutan lingkungan dan menjadi contoh bagi komunitas," ujar Noor.
Penyerahan Sertifikat REC PLN ini kata Noor, tidak hanya memperkuat posisi Museum Subak Mandala Mathika sebagai pusat edukasi dan pelestarian budaya, tetapi juga mendorong gerakan energi bersih dan keberlanjutan di Indonesia khususnya Bali.
“Dengan dukungan dari pemerintah daerah, komunitas, dan berbagai pemangku kepentingan, Museum Subak Mandala Mathika berkomitmen untuk terus mengembangkan program-program yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan mendorong pemanfaatan energi terbarukan,” kata Noor.
Noor juga berharap, langkah proaktif museum ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi institusi lain di Bali dan seluruh Indonesia untuk turut serta dalam gerakan bersih. Sehingga upaya ini dapat mendorong perubahan positif bagi lingkungan dan masyarakat luas di masa yang akan datang.