Kamis 28 Nov 2024 10:11 WIB

Seoul Terkubur Salju, Ratusan Penerbangan Dibatalkan

Salju basah memiliki konsentrasi kelembapan yang tinggi.

Rep: Lintar Satria/ Red: Satria K Yudha
Kondisi salju di Gyeongbok Palace, Seoul, Korea Selatan, 27 November 2024.
Foto: REUTERS/Kim Hong-Ji
Kondisi salju di Gyeongbok Palace, Seoul, Korea Selatan, 27 November 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Ibu Kota Korea Selatan, Seoul, diselimuti salju lebat yang akhirnya mengganggu lalu lintas, memadamkan listrik, dan memaksa ratusan penerbangan dibatalkan. Ini merupakan salju terlebat pada bulan November yang turun di Seoul.

Pemerintah Korea Selatan saat ini sedang bersiap menghadapi lebih banyak salju yang turun dalam beberapa hari ke depan. Sedikitnya dua orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan lalu lintas di jalan tol sebelah timur Seoul.

Media setempat melaporkan pecahan salju yang berjatuhan dari atas bangunan dan lokasi pembangunan karena angin kencang melukai sejumlah pejalan kaki. Pada Rabu (27/11/2024), badan pemantau cuaca melaporkan udara dingin bergerak dari barat laut mengubah hujan menjadi salju pada Selasa (26/11/2024) malam.

Badan pemantau cuaca menambahkan pada Rabu pukul 15.00 waktu setempat, ketebalan salju dari tanah mencapai 18 sentimeter. Menandai ketebalan salju tertinggi yang pernah tercatat sejak pencatatan dimulai pada tahun 1907.

Kementerian Dalam Negeri meningkatkan respons bencana dengan memperkirakan curah salju mencapai 5 cm per jam hingga Kamis (28/11/2024) pagi. Kementerian memperingatkan salju basah memiliki konsentrasi kelembapan yang tinggi, menambah risiko kerusakan pada fasilitas dan properti.

Buruknya kondisi cuaca termasuk angin kencang memaksa bandara di seluruh Korsel membatalkan atau menunda lebih dari 200 penerbangan, sebagian besar penerbangan domestik. Selain itu setidaknya operasi 70 feri yang melayani transportasi antara pulau juga dihentikan.

Media setempat melaporkan cuaca buruk dan pohon tumbang yang merusak jaringan listrik mengakibatkan ribuan rumah di beberapa daerah di Seoul dan wilayah tengah mengalami pemadaman listrik.

Dikutip dari BBC, kepala Divisi Prakiraan Meteorologi Seoul, Youn Ki-han mengatakan  salju lebat disebabkan angin barat yang kuat dan "perbedaan suhu yang signifikan antara permukaan laut dan udara dingin". Cuaca dingin ini datang setelah wilayah tersebut mengalami periode suhu musim gugur yang sejuk.

"Baru pekan lalu, saya merasa musim gugur November agak hangat, tetapi dalam waktu hanya satu minggu, rasanya seperti berubah menjadi negeri ajaib musim dingin, yang merupakan kontras yang cukup mencolok, jadi saya keluar ke jalan hari ini untuk menikmati salju pertama musim dingin ini," kata pengusaha Bae Joo-han. 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement