Kamis 29 May 2025 21:40 WIB

Alat Kelamin Bocah 10 Tahun di Kerinci Terpotong Saat Disunat Laser, Diduga Malapraktik

Alat kelamin bocah tersebut tak bisa disambung.

Alat kelamin seorang bocah berusia 10 tahun di Kerinci, Jambi  terpotong saat disunat laser.
Foto: IST/ Republika
Alat kelamin seorang bocah berusia 10 tahun di Kerinci, Jambi terpotong saat disunat laser.

REPUBLIKA.CO.ID, KERINCI -- Seorang bocah 10 tahun dari Kerinci, Provinsi Jambi diduga menjadi korban malapraktik saat dikhitan menggunakan metode laser. Burung alias alat kelamin bocah tersebut terpotong habis oleh oknum perawat di Kecamatan Kayu Aro, Kerinci, Jambi. Akibatnya, bocah berinisial BAI itu trauma berat dan kesulitan buang air kecil.

Dugaan malapraktik yang menimpa bocah yang merupakan warga Desa Sangir, Kecamatan Kayu Aro ini terjadi 19 Oktober 2024. Tujuh bulan setelahnya, bocah kelas 4 SD ini pun kesulitan buang air kecil. Dua pun disebut trauma berat dan selalu menangis kesakitan.

"Pendarahannya tidak mau berhenti, setelah diulang lagi (jahitnya) tapi tetap pendarahannya ada lagi. Sampai perawat tersebut menyuruh kami pulang," kata Dian Tiara, ibu korban dalam sebuah video yang viral di media sosial.

Kisah dugaan malapraktik tersebut pun viral setelah sang ibu menceritakannya via video. Tiara menyebut, saat melakukan khitan, perawat itu mengakui ada kesalahan.

"Kata dia saluran pipisnya masih ada. Setelah itu perawat itu menyuruh kami kembali lagi, lalu mereka bilang ada kesalahan, kepala (kelaminnya) tersayat sedikit. Lalu mereka memberi yang transportasi Rp 500 ribu untuk ke rumah sakit."

Pihak keluarga disebut sudah membawa korban ke rumah sakit di Sumatra Barat dan telah dilakukan lima kali tindakan operasi. Namun dokter menyatakan alat kelamin korban yang terpotong tidak bisa disambung lagi dan hanya bisa pembuatan saluran kencingnya.

 

"Hanya bisa buat saluran kencing, sampai sekarang masalahnya masih saluran kencing masih tersumbat," kata Dian Tiara ibu korban di Kerinci, Senin, 26 Mei 2025 dalam video yang beredar.

Tiara menjelaskan, hingga operasi kedua, oknum perawat tersebut bertanggung jawab sepenuhnya untuk biaya pengobatan. Kemudian pada operasi ketiga hingga kelima menggunakan BPJS dan pelaku hanya membantu uang transportasi. Namun biaya pengobatan selanjutnya pelaku lari dari kesepakatan awal perdamaian.

Bahkan pelaku mulai tidak peduli dengan kondisi korban sebagaimana kesepakatan awal. Tiara pun menyebarkan kondisi putranya ke media sosial dan menjadi viral serta mendapatkan banyak simpati dari netizen. Dia berharap oknum perawat bertanggunghjawab terhadap anaknya sehingga anaknya bisa sembuh seperti sedia kala.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement