ATHENA--Sekitar 50 ribu pekerja dan pegawai negeri sipil yang tumpah ruah ke jalan bentrok dengan polisi. Polisi terpaksa menggunakan gas air mata untuk meredam demo. Namun demonstran malah menyerang aparat.
Pengawal presiden, yang biasanya berdiri tak bergerak di depan gedung meninggalkan pos mereka ketika bentrokan makin memburuk. "Negara kita ada di tepi jurang," kata Presiden Yunani Karolos Papoulias dalam sebuah pernyataan.
Marfin Bank di Athena dilempari hingga memecahkan jendela, demonstran juga melemparkan bom molotov. Polisi, seperti dilaporkan reuters, menuturkan bahwa dua perempuan dan seorang laki berusia sekitar 30-40 tahun, tewas dalam kerusuhan itu.
Satu di antaranya adalah wanita yang sedang hamil. Polisi mengatakan, 18 orang terluka dalam kekerasan dan 12 ditahan karena membawa senjata.
Peristiwa ini adalah kekerasan terburuk yang memukul Yunani sejak kerusuhan 2008. Kekerasan itu merupakan pukulan bagi rencana Perdana Menteri George Papandreou untuk mendorong pemotongan anggaran yang dituntut oleh Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional yang akan ditukar dengan paket bantuan 110 Miliar Euro.
Papandreou menyatakan terkejut atas kerusuhan yang memakan korban tewas. Ia bersumpah untuk membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan. "Kami sangat terkejut tiga orang tewas yang menjadi korban tindakan pembunuh," katanya kepada parlemen.
Dalam bulan terakhir, sebenarnya protes anti-penghematan sudah cukup damai, tetapi kekerasan Rabu mirip dengan yang terlihat pada kerusuhan Desember 2008, yang meletus ketika polisi membunuh seorang remaja dan berlangsung selama berminggu-minggu.