REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK--Kondisi politik di Thailand makin mendidih. Seorang jenderal Angkatan Bersenjata Thailand yang membelot dan bergabung dengan massa Kaus Merah akhirnya tewas setelah lima hari akibat luka tembak yang dialaminya. Ia ditembak lima hari lalu oleh seorang penembak jitu tepat di kepalanya.
Televisi Channel 9 melaporkan, Mayjen Khattiya Sawasdiphol, meninggal Senin. Khattiya adalah ahli strategi militer untuk massa demonstran. Dia ditembak di kepala pada Rabu.
Insiden penembakan itu memicu makin meluasnya pertempuran antara demonstran anti-pemerintah dan tentara di Bangkok tengah. Setidaknya 36 orang - semuanya warga sipil - telah tewas dalam kerusuhan itu. Kaus Merah telah memprotes sejak pertengahan Maret menuntut pengunduran diri Perdana Menteri segera Abhisit Vejjajiva, pembubaran parlemen, dan pemilihan umum dipercepat.
Hingga hari ini, ketegangan di Bangkok belum mereda. Suara tembakan dan ledakan sebelum fajarbergema di luar hotel-hotel mewah yang berbatasan dengan zona pendemo. Para tamu di hotel kelas atas Dusit Thani yang bergegas ke ruang bawah tanah untuk menyelamatkan diri setelah pendemo menyerbu hotel.
Wartawan di tempat kejadian mengatakan tembakan itu datang baik dari pasukan pemerintah dan demonstran bersembunyi di dalam perkemahan yang tampaknya memiliki senjata dalam jumlah besar.
Pemimpin pengunjuk rasa mengatakan mereka ingin perundingan ditengahi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.