Jumat 18 Jun 2010 05:20 WIB

Presiden Suriah: Serangan Israel Timbulkan Bahaya Perang

Bashar al Assad
Foto: guardian.co.uk
Bashar al Assad

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--Presiden Suriah Bashar al Assad mengatakan, Israel dikuasai "pemerintah yang tidak terkendali" dan serangannya terhadap satu armada yang membawa bantuan untuk Gaza meningkatkan risiko-risiko perang di kawasan itu. Serangan pasukan komando Israel terhadap armada yang menewaskan sembilan aktivis Turki yang pro Palestina "menghancurkan setiap peluang perdamaian dalam waktu dekat", kata Bashar kepada lembaga penyiaran Inggris BBC dalam satu wawancara televisi yang disiarkan, Kamis.

Ia mengatakan ini terjadi "terutama karena pemerintah ini adalah pemerintah yang tidak terkendali, dan anda tidak dapat mencapai perdamaian dengan pemerintah seperti itu". Israel, yang mendapat tekanan internasional, membentuk satu tim lima orang-- termasuk dua pengawas asing -- untuk menyelidiki kejadian-kejadian menyangkut pernyergapan konvoi enam kapal yang sedang menuju Gaza 31 Mei.

Sembilan warga Turki tewas ketika pasukan komando Israel naik ke satu kapal yang sedang menuju Gaza melawan blokade angkatan laut Israel. Israel mengatakan pasukan marinir itu melepaskan tembakan setelah diserang para aktivis dengan parang dan pentungan.

Bashar mengatakan sebelum serangan itupun ia menganggap pemerintah Perdana Menteri Israel Banjamin Netanyahu bukan sebagai "mitra perdamaian" di kawasan itu. "Tidak,kami pasti tidak memiliki satu mitra, kami tahu ini," katanya. Dengan pemerintah ini adalah yang suatu yang berbeda dari pemerintah Israel sebelumnya.

Menjawab pertanyaan apakah serangan terhadap konvoi itu meningkatkan risiko perang di kawasan tersebut, Bashar mengatakan: "Pasti, pasti. Tetapi pada kenyatannya anda menghadapi bahaya ini sebelum serangan itu, kami memiliki bukti lain tentang niat-niat pemerintah ini, tentang niat-niat bagi pada perdamaian, tentang niat-niat untuk membunuh warga Palestina. "Bukti ini cukup berbicara tentang bahaya perang di kawasan itu."

Bashar membantah ia mengirim senjata-senjata kepada gerakan Hizbullah di Lebanon, walaupun ada kecemasan negara-negara Barat bahwa Damaskus melakukan hal itu.

sumber : ant/reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement