REPUBLIKA.CO.ID, GAZA--Harian Zionis, Haaretz, Jum’at 18 Juni waktu setempat, menurunkan berita bahwa “pemerintah” penjajah Zionis telah menginstruksikan kepada angkatan lautnya untuk melakukan penyergapan taerhadap 2 kapal kemanusiaan asal Lebanon yang akan berlayar ke Gaza. Kedua kapal itu adalah Najli Al ‘Ali dan Maryam dengan kekuatan. Israel meminta pasukannya untuk menyergap kedua kapal itu lewat operasi militer.
Diperkirakan 2 kapal kemanusiaan itu akan bertolak pekan depan. Pada pelayaran normal, jarak tempuh dari Lebanon ke Gaza hanya memerlukan waktu beberapa jam saja. Harian Zionis itu juga menambahkan bahwa pihak “keamanan” Zionis tidak memiliki progres informasi yang pasti mengenai kapan waktu pemberangkatan 2 kapal yang akan mengangkut para aktivis perempuan dari Lebanon tersebut selain bahwa 2 kapal itu dijadwalkan akan bertolak pada hari Ahad (20/7).
Ditambahkan pula, jika angkatan laut nanti menyerang 2 kapal Lebanon itu, maka mereka akan menggunakan metode dan teknik penyergapan yang sama dengan apa yang mereka lakukan terhadap kapal Mavi Marmara pada 31 Mei yang lalu. Sebagaimana disaksikan dunia internasional, angkatan laut Zionis membajak 7 kapal bantuan kemanusiaan internasional di perairan internasional di laut Mediterania, satu di antaranya kapal terbesar milik Turki, Mavi Marmara.
Haaretz mengutip dari sumber-sumber militer Zionis. Salah satu sumber itu menyatakan, “Sampai sekarang –setelah berbagai pandangan, pernyataan dan kritik disampaikan- belum juga ada alternatif metode lain yang akan digunakan untuk aksi penyergapan kapal-kapal tersebut. Maka apabila ada yang punya ide, silakan sampaikan.”
Seorang juru bicara para aktivis kemanusiaan perempuan yang menamakan diri mereka Para Penumpang Perempuan Kapal Maryam tersebut, Raim Farah, telah menegaskan kepada sebuah harian Perancis di Paris. Kata dia, meskipun menerima ancaman-ancaman, mereka telah bertekad sejak awal untuk tetap melaksanakan pelayaran kemanusiaan tersebut.