REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Islam masuk ke Indonesia atau nusantara bukan sejak masa Kerajaan Demak. Namun, Islam masuk ke nusantara jauh sebelum masa itu.
Fakta itu diungkapkan penulis, Herman Sinung Janutama, dalam bukunya yang akan diluncurkan Kamis (1/7) lusa, menjelang Muktamar Seabad Muhammadiyah di Yogyakarta. Buku setebal 230 halaman itu diharapkan bisa diluncurkan oleh mantan ketua umum PP Muhammadiyah, Syafii Maarif, di Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta.
''Sebetulnya Islam mulai berkembang di Indonesia sejak zaman Majapahit sehingga diharapkan buku ini nanti bisa untuk pertimbangan dimasukkan dalam kurikulum sejarah, khususnya di sekolah Muhammadiyah dan menjadi ciri khas Muhammadiyah,'' kata Herman kepada Republika di Yogyakarta, Selasa (19/6).
Rencananya, Herman akan menulis masalah ini dalam tiga jilid buku yang semuanya diharapkan tuntas akhir tahun nanti. ''Kalau data-datanya sudah terkumpul semua, tinggal menuliskan alurnya yang mudah dan dipahami masyarakat saat membaca,'' ucapnya.
Herman memberikan sedikit informasi bukunya itu. Pada buku jilid kedua, dia akan memaparkan perkembangan zaman pemerintahan Hayam Wuruk dengan membaca ulang kitab Negara Kertagama. Sedangkan jilid ketiga tentang Kerajaan Majapahit di masa akhir.
Dikatakannya, selama ini sejarah konvensional yang berkembang di Indonesia menyebutkan bahwa Islam mulai berkembang di Indonesia sejak zaman Kerajaan Demak. ''Sedangkan buku yang kami tulis yang datanya kami dapatkan dari berbagai sumber seperti peninggalan leluhur berupa Babad Majapahit, situs-situs di candi, makam dan masjid yang ada sejak zaman Majapahit, cerita dari para sesepuh Jawa terutama pensiunan abdi dalem keraton, dan dalang menyatakan bahwa Kerajaan Majapahit itu Islam, bukan Hindu,'' paparnya.
''Saya sendiri membaca Babad Majapahit yang kami dapatkan di Mlangi dalam aksara Jawa, juga menunjukkan hal itu,'' ungkap Herman.