REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Din Syamsuddin, mengkritik peran organisasi Islam dalam pemberdayaan ekonomi umat Islam. Ia menilai, peran ormas Islam dalam ekonomi umat masih terbatas.
"Banyak organisasi Islam di negeri ini, namun belum berperan terhadap peningkatan kesejahteraan umat. Bahkan, malah menampilkan paradoks sebab tak mampu mengangkat keterpurukan ekonomi bangsa Indonesia yang mayoritas penduduknya Islam," kata Din Syamsuddin dalam tausiyahnya di pengajian Ramadhan yang diikuiti 1.000 peserta yang diadakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur (Jatim) di Dome Universitas Muhammadiyah Malang, Sabtu (28/8).
Menurut Din, lemahnya umat Islam dalam penguasaan ekonomi membawa dampak sistemik yang membuat kekuatan bangsa Indonesia tertatih-tatih dalam menghadapi masalah internasional. Tak hanya itu, ungkap Din, umat Islam di Indonesia juga tak tergerak untuk berjuang memperkuat perekonomian bangsa sebab hanya bermental peminta tak mau bekerja keras.
"Akibatnya, fenomena yang terjadi adalah sikap hanya mau dilayani daripada memberi. Demoralisasi tersebut membuat umat Islam menjadi terbelakang. Masalah itu menjadi perhatian Muhammadiyah dalam lima tahun ke depan di bawah kepemimpinan saya," terang Din.
Din menyarankan agar umat Islam untuk belajar ke bangsa Eropa sebelum mengalami renaissance mengalami keterpurukan seperti yang dialami bangsa Indonesia dewasa ini. Di sisi lain, kata Din, saat ini, Cina mengalami perkembangan peradaban karena bangkit melalui pertumbuhan ekonominya.
Hal itu, menurut Din, diakibatkan masyarakat Eropa dan negeri tirai bambu tersebut memiliki sikap ingin maju sehingga berdampak pada etos kerja dan disiplin hidup yang meningkat. "Mental seperti itu yang harus dimiliki umat Islam yang ingin memajukan bangsa Indonesia jika ingin mengejar ketertinggalan," tukasnya.