REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN--Orang-orang bersenjata menyerang sebuah bus dan menangkap lima tentara Iran di wilayah tenggara Iran yang bergolak, menurut laporan-laporan media Sabtu pada saat gerilyawan Sunni mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Kelompok Sunni menyerang bus itu di antara kota Iranshahr dan Chababar di provinsi Sistan-Baluchestan pada Kamis, menurut kantor berita resmi IRNA mengutip seorang pejabat tinggi pemerintah.
Mereka menyandera enam penumpang termasuk lima tentara dan seorang pegawai bank, sebelum pasukan elit Iran membebaskan dua tentara, kata Ali Abodllahi, wakil menteri dalam negeri. "Kedua tentara dibebaskan dalam satu operasi yang dilakukan di wilayah itu kemarin malam oleh Pasukan Garda Revolusi," kata Abodllahi.
Kantor berita Iran lainnya, Mehr melaporkan bahwa serangan itu diakui dilakukan oleh kelompok Sunni Jundallah, atau Tentara Tuhan. Kelompok itu juga mengatakan bahwa pihaknya melakukan serangan, dalam pernyataan yang disiarkan pada laman internet junbish.blogspot.com.
Kelompok tersebut menambahkan bahwa pihaknya membunuh "sejumlah pasukan keamanan" dalam serangan itu. Jundallah, yang pemimpinnya Abdolmalek Rigi dieksekusi pada Juni, mengancam akan membunuh para sandera jika anggota mereka yang saat ini dipenjarakan oleh pemerintah Iran tidak dibebaskan.
Namun demikian Abdollahi menolak pengakuan Jundallah itu bahwa pihaknya yang melakukan penculikan.
Jundallah mengatakan, pertempuran itu untuk menarik komunitas etnis Baluch di provinsi tenggara, yang tidak seperti kebanyakan warga Iran yang berpaham Syiah, sebagian besar menganut Sunni.
Baluch terletak di perbatasan dengan Pakistan tetangganya dan Afghanistan, dan para gerilyawan Jundallah sering melakukan kerusuhan di wilayah itu untuk menemukan tempat perlindungan yang aman di wilayah perbatasan. Sistan-Baluchestan juga dikenal sebagai tempat perdagangan dan penyelundupan obat-obatan terlarang, dan kerusuhan antar suku.