REPUBLIKA.CO.ID, SERANG--Mengubah mindset atau pola pikir masyarakat tidaklah mudah. Namun, upaya tersebut coba dilakukan organisasi kemasyarakatan Islam, Muhammadiyah, di Banten sebagai strategi dakwah untuk mengubah budaya masyarakat yang konsumtif menjadi produktif.
Tantangan dalam berdakwah adalah mengubah persepsi yang selama ini melekat pada orang Islam. Yakni, persepsi negatif bahwa umat Islam itu terbelakang dan tidak punya daya saing. “Mindset tersebut harus diubah. Dan di situlah Muhammadiyah harus berperan,” kata Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Banten, KH Hassan Alaydrus, Jumat (29/10).
Menurut Hassan, wilayah Banten yang cukup luas dangan penduduk yang mayoritas Muslim merupakan peluang sekaligus potensi untuk membangun perekonomian masyarakat. Hanya saja, potensi tersebut belum diberdayakan, bahkan oleh pemerintah setempat. Sehingga masyarakat Banten lebih cenderung konsumtif ketimbang produktif. “Untuk kebutuhan pangan saja, seperti sayur-mayur yang membutuhkan sekitar 1800 ton per hari, Provinsi Banten masih memasoknya dari luar,” jelasnya.
Padahal, kata Hassan, apabila seluruh lahan tidur yang ada di Banten ditanami dengan sayuran dan dikelola secara serius maka hasilnya tidak hanya mencukupi kebutuhan masyarakat Banten, tapi juga dapat menambah stok pangan nasional. Hassan mengaku telah menyampaikan gagasan tersebut kepada pemerintah daerah, namun hingga kini belum sepenuhnya direspon. “Lalu kami mencoba mengajak masyarakat untuk menanam sendiri dan ternyata berhasil. Artinya, mengubah mindset tidak sekadar hanya ceramah, melainkan harus dengan perbuatan,” jelasnya.
Karena itu, kata Hassan, Muhammadiyah akan kembali mempertegas gagasan dan strategi dakwah bil hal (aksi nyata) tersebut pada Musyawarah Wilayah (Muswil) kedua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Banten yang akan digelar pada Sabtu-Ahad, 30-31 Oktober 2010 di Universitas Muhammadiyah Tangerang, Banten. “Rekomendasinya nanti akan kami sampaikan ke pemerintah daerah,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Tangerang, Muhammad Natsir, mengatakan, Muhammadiyah harus memberi arti bagi kehidupan dan kemajuan umat dan masyarakat. Sebab, Muhammadiyah bukan saja dikenal sebagai gerakan keagamaan tetapi lebih dari itu sebagai gerakan sosial-kemasyarakatan.
Artinya, kata Natsir, Muhammadiyah hidup di tengah-tengah masyarakat yang diharapkan mampu memberikan kerahmatan bagi segenap umat melalui berbagai amal usahanya, termasuk di bidang pendidikan dan ekonomi. “Apalagi dalam tubuh Muhammadiyah sudah terbiasa dengan budaya kerja,” tegasnya.