REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Penerimaan negara dengan akhir tahun diperkirakan mencapai Rp 1.013 triliun atau 102 persen dari pagu. Sementara belanja negara diproyeksikan dapat terserap hingga Rp. 1.078 triliun atau 95,7 persen dari pagu belanja. Tingginya pendapatan dan penyerapan belanja yang tidak optimal tersebut membuat defisit anggaran diperkirakan hanya 1,2 sampai 1,3 persen.
"Sampai 30 November 2010, penerimaan sudah negara mencapai 81 persen. Tapi sampai akhir tahun, penerimaan negara akan tumbuh 102 persen dari anggaran atau sekitar Rp 1013 triliun," ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo di Jakarta, Jumat (10/12).
Menurut Menkeu, untuk belanja negara sampai dengan akhir November ini memang tercatat baru sebesar 72,6 persen atau Rp 817 triliun. Meski demikian, pemerintah optimistis dapat mencapai Rp 1.078 triliun atau 95,7 persen dari pagu pada akhir tahun nanti. "Sampai akhir tahun, belanja negara diperkirakan sebesar Rp. 1.078 triliun atau 95,7 persen," katanya.
Agus mengklaim jika dibandingkan dengan tahun lalu, kinerja belanja negara pada 2010 dinilai lebih baik. "Belanja tahun lalu total 93,7 persen. Jadi kalau tahun ini diperkirakan sekitar 94 persen, maka lebih baik dari tahun lalu," tegasnya.
Namun harus diakui sepertinya belanja modal dan Belanja barang akan cukup rendah. Perkiraannya berada pada kisaran 89 persen untuk belanja barang dan 87 persen pada belanja modal. "Tapi pencapaian tersebut lebih baik dibandingkan tahun lalu realisasi penyerapan belanja barang dan belanja modal ketikat itu masing-masing 80,7 persen dan 76 persen. Kalau sekarang bisa 89 persen dan 87 persen, itu sudah lumayan," tegasnya.
Adapun belanja subsidi diperkirakan tumbuh sebesar 104 persen dari pagu. Faktor yang membuat anggaran subsidi terlampaui adalah subsidi non energi. "Tahun ini subsidi energi diperkirakan 96 persen, sementara non energi 124 persen. Non energi mencakup pangan, pupuk, dan kredit program," kata Menkeu.
Sementara itu Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Agus Suprijanto mengungkapkan, realisasi defisit anggaran 2010 tahun ini diperkirakan berada dalam kisaran 1,2 sampai 1,3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka ini Lebih rendah dibandingkan proyeksi dalam Laporan Semester I 2010 yang sebesar 1,5 persen PDB.
"Perhitungan kami kalau realisasi penyerapan anggaran Desember tidak mencapai Rp 90 triliun defisit 2010 pasti akan di bawah 1,5 persen PDB. Namun kami masih menunggu realisasi Desember," paparnya.
Dalam simulasinya, BKF memproyeksikan bahwa penyerapan anggaran pada Desember sebesar Rp 67 triliun.. "Dengan begitu, maka defisit 2010 akan sekitar 1,2-1,3 persen PDB," ujar Agus.
Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati menambahkan bahwa penyerapan anggaran yang tidak optimal juga disebabkan oleh penghematan. "Harga minyak tidak sampai 80 dollar AS per barel, kurs juga menguat. Jadi memang ada belanja-belanja yang tidak direalisasikan," katanya.