REPUBLIKA.CO.ID, YANGON--Pemimpin pro demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi, Jumat (17/12) menolak mengorganisir ulang partainya dengan menggantikan para pemimpin yang berusia lanjut dengan anggota lebih muda.
"Kami tidak akan meminta para pemimpin tua kami melepaskan jabatan karena mereka ingin tetap mengabdi selama mereka memiliki kekuatan untuk mengabdi kepada partai dan saya kira itu adalah satu hal yang baik untuk didorong," kata Suu Kyi kepada AFP dalam satu wawancara di markas besar partainya. Partai yang dipimpin oleh pemenang Nobel Perdamaian itu secara resmi telah dilarang oleh junta.
Banyak anggota senior dari Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang kini berusia 80 tahunan dan 90 tahunan, sehingga muncul spekulasi bahwa dia mungkin merombak Komite Eksekutip Pusat(CEC) dengan memasukkan darah baru.
Tetapi penerima Suu Kyi yang dibebaskan setelah ditahan 21 tahun, membantah rencana tersebut. "Kami tidak akan mengubah CEC atau melakukan tindakan semacam itu," katanya.