REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--Para perajin batik Trusmi Cirebon, Jawa Barat, kini berupaya agar batik yang diproduksi memiliki motif yang digandrungi anak-anak muda guna memperluas pemasaran produk.
"Kami sedang mengupayakan agar batik Trusmi Cirebon diminati para generasi muda, sehingga produk kerajinan tersebut pemasarannya semakin luas," kata Sekretaris Koperasi Batik Trusmi yang juga perajin batik Medi Masena kepada wartawan di Cirebon, Rabu (22/12)
Ia mengatakan pemakaian batik selama ini tampaknya masih didominasi para ibu dan bapak-bapak, dan lebih banyak dipakai pada acara resmi. Sedangkan anak-anak muda masih memakai batik seperti seragam sekolah dan belum digunakan sebagai pakaian santai seperti orang memakai busana jenis kaos, katanya.
"Karena itu, kami akan mengupayakan motif batik mapun potongan yang disesuaikan dengan gaya-gaya anak muda, misalnya bagian kain yang tidak terlalu banyak dibatik," katanya.
Bisa saja coretan batik tersebut hanya di bagian bahu kanan saja, di belakang atau di depan saja dengan memperhatikan kesukaan anak-anak muda, katanya.
Ia menekankan perlunya mengait minat anak-anak muda tersebut karena di samping jumlahnya lebih banyak dibanding orang tua, juga untuk membiasakan generasi muda memakai pakaian batik. Di pihak lain, apabila generasi muda sudah biasa memakai batik, maka akan memajukan industri kerajinan batik di tanah air.
Batik khusus anak-anak muda tersebut perlu dibuat dengan harga yang terjangkau, mengingat biasanya uang anak-anak muda masih bergantung dengan orang tua. "Mungkin batik tersebut pada kisaran di bawah Rp50 ribu per potongnya," katanya.
Sedangkan bahan batik yang digunakan tetap berbahan katon, katanya, seraya menambahkan kampung batik Trusmi kini semakin banyak dikunjungi pembeli, terutama hari Jumat, Sabtu dan Minggu.