REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR--Pelatih Tim Nasional Indonesia, Alfred Riedl, menyebut ekspektasi masyarakat Indonesia terlalu tinggi bagi timnya.
Ia menegaskan, banyak pihak merecoki pekerjaannya untuk membawa timnas Indonesia menjadi juara.
“Saya tidak menyalahkan media. Harapan masyarakat sangat tinggi. Pengurus sepak bola, pejabat, semuanya. Banyak hal-hal yang tidak perlu yang kita lakukan,” kata dia, dalam jumpa pers, Ahad (26/12).
Beberapa hari sebelum bertandang, PSSI justru membawa tim Indonesia 'berkeliling' ke sejumlah tempat yang sepertinya kurang perlu. PSSI membawa Tim Nasional ke rumah Aburizal Bakrie hanya untuk menerima bonus.
PSSI juga membawa Tim Nasional ikut acara doa bersama, sehari jelang keberangkatan ke Malaysia. Banyak pihak menyayangkan langkah PSSI membawa-bawa Tim Nasional yang seharusnya sudah diisolasi untuk konsentrasi pada pertandingan.
Namun Riedl lantas membantah para pemainnya gugup bermain di luar Jakarta untuk kali pertama. Menurut dia, para pemain menunjukkan performa stabil sepanjang babak pertama serta di awal babak kedua hingga pertandingan dihentikan menit ke-55 hingga 60.
Laga terhenti akibat sinar laser yang disorotkan ke kiper Indonesia, Markus Horison. “Ini buruk dalam olahraga. Saya berharap hal seperti ini bisa dihentikan di masa depan,” kata Riedl.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook